Kampung Cempluk Festival Sedot Minat Puluhan Partisipan Mancanegara
AMEG - KCF (Kampung Cempluk Festival) terbukti masih mempunyai daya magnit tinggi. Mampu menyedot minat puluhan partisipan mancanegara. Mereka mengantri meski digelar virtual di tengah pandemi, Sabtu (18/9/2021) nanti.
"Banyak talent-talent yang konfirm untuk ikut berpartisipasi merayakan gelaran KCF ke-11 ini. Bahkan musisi-musisi dari luar negeri seperti Skotlandia, Amerika, Prancis. Dari Indonesia sendiri ada beberapa talent yang ikut hadir. Musisi dari Jogja, Bali, Pontianak, Garut, Bandung, Surabaya, Sigi. Tidak ketinggalan warga kampung cempluk sendiri," urai tim acara dari karang taruna, Della.
Seperti diketahui, KCF memasuki tahun ke 11 pada (18/9/2021) nanti. Pada masa pandemi yang hampir dua tahun berjalan, KCF tetap menunjukkan eksitensinya. Tetap bersiasat dalam situasi pandemi.
Salah satu bentuk eksistensi itu, dibuktikan dengan terselenggaranya acara festival kampung. Bisa juga disebut, hari raya kebudayaan Kampung Cempluk.
Meskipun virtual, KCF menghadirkan pertunjukan seni budaya yang menjadi kearifan lokal. Pandemi menuntut seluruh pihak beradaptasi dan berdampingan dengan teknologi Informasi dan komunikasi.
Para pemuda Kampung Cempluk yang tergabung dalam karang taruna, selalu semangat. Untuk mengeksplor segala kreativitas dan inovasi dalam rangka menggelar KCF tahun ini.
Tema yang diangkat pada perhelatan KCF ke-11 ini adalah: Meluaskan Pandangan serta Mempertajam Pikiran.
Diambil dari penggalan catatan Mohammad Hatta, Bapak Pendiri Bangsa. Kalimat tersebut memiliki makna sangat luas.
Dirasa cocok dengan kondisi saat ini.
"Fenomena yang terjadi saat ini, menuntut kita, kaum muda dan sebagai masyarakat Indonesia. Harus membuka wawasan. Selalu haus belajar, mencari hal-hal yang baru dan tentu saja bisa bersiasat dalam menghadapi pandemi," ujar Della.
Tema ini juga mendorong pola baru untuk tetap mempertajam mata dan pikiran. Serta kepekaan kolektif terhadap sesama warga kampung.
Kolaborasi dan gotong-royong harus tetap dilindungi, dijaga dan diberdayakan sebagai kearifan lokal kampung. Tim kreatif Holution Studio Malang menjadi tonggak kreativitas dalam perhelatan ini.
Salah satu pionir virtual stage system Indonesia, yang didalamnya diisi oleh anak-anak muda kreatif dan inovatif. Merangkai seluruh kebutuhan virtual event.
Visualisasi dari tampilan virtual menggambarkan bentuk kampung masa depan. Interpretasi dari pemikiran karang taruna kampung cempluk diproduksi dengan memunculkan sisi artifisial oleh tim kreatif.
Sumber: