Penyakit Kardiovaskular Penyebab Kematian Nomor Satu Dunia
AMEG- Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dan penyebab kematian nomor satu dunia.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sedangkan angka kematian di Indonesia akibat penyakit Kardiovaskular, mencapai 651.481 penduduk per tahun.
Penyakit kardiovaskular mempunyai spektrum lebar, yaitu penyakit jantung koroner, penyakit jantung katup, aritmia, artimita cepat yang membutuhkan ablasi, lambat yang membutuhkan pacu jantung, kelainan vaskular, dan penyakit jantung bawaan.
Untuk itu, Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu (IPJT) milik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar (RSSA) menggelar kegiatan proctorship PCI (Percutaneus Coronary Intervention) sekaligus kuliah tamu dengan tema “How to Assess and Manage Complex and High Risk Percutaneous Coronary Intervention (PCI) Procedure”.
Bertempat di Ruang Aula Lantai 3 Gedung IPJT RSSA, Jumat (22/10/2021) membahas cara tindakan PCI yang sudah berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan ini diharapkan mampu menangani kondisi pasien dengan kondisi high risk PCI dan complex PCI.
Kepala IPJT RSSA dr. Budi Satrijo, SpJP(K) mengatakan, kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta dengan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
"Ini kami gelar dalam rangka merealisasikan program jejaring layanan kardiovaskular jantung nasional yang sudah menjadi program dari Kementerian Kesehatan RI dengan bekerjasama Rumah Sakit Pusat Harapan Kita, Jakarta," ucapnya.
Ia menjelaskan, kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan penilaian (assessment), serta penatalaksanaan lesi-lesi kompleks dan berisiko tinggi dengan ditunjang berbagai modalitas diagnostik maupun teknik yang baik.
"Ini ada alat seperti optical coherence tomography (OCT), intravscular ultrasound (IVUS), fractional flow reserve (FFR), rotablator, dan bridging therapy intra-aortic balloon pump (IABP). Gunanya agar mengetahui problemnya disekitar jantung itu sendiri," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan operasi dengan melibatkan 6 pasien dengan profil rentan usia 50-60 tahun, terdiri dari 3 (tiga) pasien perempuan serta 3 (tiga) pasien laki-laki.
"Kita lakukan operasi juga dengan dibantu operator oleh 3 (tiga) cardiac intervensionist RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, dan sampai saat ini berjalan dengan lancar," terangnya kepada reporter Arema Media Group (Amegid).
Ia berharap, kegiatan ini dapat menunjang berkembangnya pelayanan kardiologi intervensi dan menjadi cikal bakal terlaksananya program jejaring layanan kardiovaskular nasional di Malang dan Jawa Timur.
"RS Pusat Harapan Kita sudah bilang, bahwa kita layak jadi jujukan rumah sakit yang menangani jantung dengan standar yang bagus. Kedepannya, kegiatan ini dapat terus dilakukan serta meningkatkan pelayanan kami di penanganan jantung," pungkasnya. (*)
Sumber: