Tabah Sampai Akhir

Tabah Sampai Akhir

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Saya tidak tahu jenis yang mana kapsul milik Singapura dan Malaysia itu. Saya juga tidak tahu apakah kapsul milik Singapura bisa diterjunkan sampai kedalaman 800 meter.

Yang saya ketahui, Prancis lah yang punya kapsul sejenis yang paling hebat di dunia: bisa diterjunkan sampai kedalaman 2.000 meter. Mohon ada pembaca Disway yang membetulkannya kalau itu salah.
Itu di masa yang lewat.

Kini Tiongkok lah ''juara dunianya''. Tiongkok punya kapsul sejenis yang bisa diterjunkan sampai kedalaman 3.000 meter.

Kapsul itu bisa dikendalikan dari permukaan laut untuk menuju pintu darurat kapal selam. Proses menempelkan pintu kapsul itu ke pintu darurat kapal selam bukanlah urusan mudah. Arus laut sangat menyulitkan. Membuat kapal bisa bersandar di pelabuhan saja sulit. Apalagi menempelkan pintu ke pintu di dasar laut.

Tapi kapsul tersebut dilengkapi jenis metal tertentu. Yang ketika sudah menempel di kapal selam tidak terlepas oleh kekuatan arus.

Arus di dalam laut itu seperti hati wanita –sulit ditebak. Ada kemungkinan kapal selam Nanggala juga kewalahan ketika didorong arus deras yang datang dari selat Bali. Saya tahu: kabel listrik bawah laut di selat Bali terlalu sering putus akibat arus yang dahsyat di situ.

Mungkin posisi Nanggala akan ditemukan –suatu saat nanti. Tapi apakah kapalnya akan bisa diangkat? Sulit sekali. Mahal sekali. Rasanya tidak perlu. Tidak akan ada gunanya. Siapa yang akan bisa mengangkat kapal seberat itu dari kedalaman 800 meter.

Maksimum, yang bisa dilakukan, adalah membuka pintu darurat itu. Lalu memasukkan kamera untuk merekam seluruh keadaan di dalam kapal selam.

Sampai hari ini sebenarnya belum diketahui kepastian ini: di mana kapal selam itu. Bahwa diduga di utara Bali adalah dugaan - -berdasar perhitungan. Bahwa di kedalaman 800 meter juga baru dugaan - -dari serpihan yang terdeteksi, itu pun kalau benar itu serpihan kapal selam. Bahwa 53 orang tersebut sudah meninggal dunia juga baru dugaan - -berdasar ketersediaan oksigen.

Kepastiannya masih menunggu kapsul dari negara mana yang menemukannya.
Yang tahu pasti sebenarnya komandan kapal itu sendiri. Sang komandan selalu melihat indikator di kapal itu: di derajat mana posisi kapal, di kedalaman berapa, dan lagi di kecepatan berapa atau lagi berhenti.

Tapi sang komandan tidak bisa mengirimkan data itu ke pusat kendali.
Kedalaman 800 meter membuat sonar tidak bisa dikirim.
Kedalaman 800 meter itu juga yang membuat mereka tidak akan membuka pintu darurat. Agar bisa keluar dari kapal. Lalu memanggul tabung oksigen untuk mencapai permukaan.

Mereka tahu ini: begitu keluar dari kapal badan mereka akan hancur. Bentuk badan sih tetap utuh, tapi jaringan tubuh manusia langsung remuk. Tekanan atmosfer tidak kuat ditahan tubuh manusia. Seperti dipresto.

Di kedalaman 800 meter tekanan atmosfernya 85.
Tidak ada tubuh yang kuat di tekanan atmosfer setinggi itu.

Kita ini, di permukaan bumi ini, biasa hidup dengan tekanan 1 atmosfer.
Kalau kita masuk ke dalam ruangan yang tekanan atmosfernya 6 saja, semua jaringan tubuh kita mengecil. Termasuk paru-paru. Juga urat darah.

Maka para penyelam itu punya disiplin atmosfer yang tinggi. Menyelam itu hanya boleh maksimum 30 meter. Itu pun sudah hebat. Itu pun harus dicapai secara bertahap. Tidak boleh langsung menuju kedalaman 30 meter. Ketika masuk ke 3 meter harus berhenti dulu.

Sumber: