Menunggu Joker

Menunggu Joker

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Kini begitu pe-de Rusia atas hasil akhir perang nanti. Sejak kemarin fokus Presiden Vladimir Putin justru pada pasca perang: harus bagaimana.

Kemarin Putin justru menyetujui perjanjian gencatan senjata. Isinya: untuk memberikan kesempatan kepada penduduk Kiev yang ingin melarikan diri. Agar tidak menjadi korban perang.

Ukraina juga setuju perjanjian seperti itu. Ukraina seolah mengatakan: setelah itu perang boleh dimulai lagi. Maksudnya, silakan Rusia merangsek lagi ke arah ibu kota yang sudah kosong.

Yang pro Ukraina masih punya alasan: tidak ada serangan ke konvoi untuk menghemat pesawat tempur. Untuk digunakan di babak final: saat Rusia memasuki Kiev. Daripada, misalnya, pesawat itu ditembak jatuh satu per satu saat mengincar konvoi.

Dan pasukan Rusia kemarin sudah benar-benar mengepung gelang Kiev. Dari utara. Dari barat. Dari selatan. Dan dari timur. Tidak ada tanda-tanda pesawat tempur Ukraina disiapkan untuk mengudara.

Yang ditunggu tinggal klimaks di babak akhir: ke mana Zelenskyy akan pergi. Akankah ia jadi panglima perang dadakan. Atau minta suaka ke negara lain.
Ia bukan tentara. Ia juga bukan politisi berpengalaman. Ia pelawak profesional –golongan pelawak yang cerdas dan berilmu. Ia aktor film seri yang diidolakan –sebagai tokoh presiden yang ideal: di serial itu.

Maka, setelah pasukan Rusia merangsek ke berbagai penjuru Ukraina, ia masih bisa membuat langkah seperti tokoh di dalam film parodi. Hanya kali ini beneran. Di dunia nyata.
Ia mengajak Putin berunding. Dengan cara bertemu langsung.

Ajakan itu bagus. Tapi nada ajakan itu benar-benar seperti di naskah skenario film parodi. Pakai satire segala. Lihatlah ajakannya untuk berunding dengan Putin di bawah ini. Seolah ia seorang presiden sekaliber Macron:
"Satu-satunya cara mengakhiri perang ini kalau saya bertemu Anda. Secara langsung. Kami tidak punya rencana menyerang Rusia. Apa yang Anda inginkan dari kami? Pergilah dari tanah kami.
Duduklah bersama saya. Tapi jangan berjarak sampai 30 meter seperti ketika duduk dengan Presiden Prancis Macron".

Tentu itu bukan ajakan berunding yang tulus. Itu adalah kata-kata untuk menghina Putin. Yang waktu bertemu Macron jarak duduk mereka memang begitu jauh. Satu di ujung meja sini, satunya lagi di ujung sana. Terlihat tidak akrab. Meski tentu tidak sampai 30 meter.

Sebagai wartawan saya suka membaca pernyataan seperti itu. Enak untuk dijadikan tulisan. Pukul sana, pukul sini. Tapi yang dipertaruhkan ini negara –mengapa punya sikap seperti itu.

Lalu apa sih maunya Rusia –setelah menguasai Ukraina?
Kata Putin: Rusia tidak ingin menduduki Ukraina. Tapi juga janganlah Ukraina jadi lawan Rusia.
Putin ingin –seperti pernah saya baca di komentar pembaca Disway– Ukraina jadi negara yang bebas militer. Dalam versi pembaca Disway: seperti Swiss.

Maka, Putin, sejak kemarin, sibuk kampanye baru. Seolah perang sudah akan selesai: kerja sama internasional harus kembali terjalin. Terutama kerja sama ekonomi. Ia ingin agar seluruh sanksi untuk Rusia diakhiri.

Akankah di babak akhir ini Zelenskyy tiba-tiba bisa jadi joker yang membalikkan semua kepastian Rusia? (*)

Penulis: DAHLAN ISKAN, Sang Begawan Media.

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Sumber: