Percaya Dokter

Percaya Dokter

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Desi Armando

Agus Suryono

SAYA tidak ingin berkomentar, kecuali bahwa di awal tulisan ini, Abah DI sudah menjelaskan bahwa..
"Pusat studi IPB itu banyak meneliti tentang orang utan yang akan punah tahun 2050.
He he..
(Dah, itu aja sudah cukup menjelaskan semuanya).

azid lim

Setelah membaca tulisan ini menjadi jelas posisi seorang Pak DI sebenarnya di dalam hati seorang DI masih tersimpan sifat alamiah kadrun isme jgn memakai alasan perimbangan berita mestinya berita ini di skip aja kok seorang DI memuat berita seperti itu meyesatkan

Antonio Samaran

Tidak perlu menjelaskan tentang siapa Ade Armando kepada siapapun, karena yg menyukai dia tidak butuh itu. Sejelek apapun prestasi akademiknya tidak lah terlalu penting, ia tetap seorang pejuang keberagaman. Dan sebaliknya bagi yg membenci dia, sebaik apapun prestasi akademiknya tetap akan dibenci. Contoh nyata SMI yg merupakan menkeu terbaik kelas dunia dan nyaris tanpa jejak korupsi, yang benci tetap nyinyirin beliau sebagai tukang ngutang dan menteri yg memeras rakyat lewat pajak.

Pryadi Satriana

Saya rasa Abah bukan kadrun, tapi "meh". Begitu Taliban berkuasa ikut euphoria, nulis bbrp kali ttg Taliban. Sik ketok "halu." Merasa Afghanistan akan lebih baik di bawah Taliban, hi..hi..Melok2 JK. Iki yo ngono, diberi tahu "orang asing" H-Index AA = 1, langsung melok "memvonis" AA gak pantes ngajar di UI, walaupun gak ditulis. Bbrp guru besar UI tak terindeks di Scopus. Ketua Dewan Guru Besar pun H-indeks Scopus = 1. Mau dibahas semua itu sama Abah? Mau protes ke Webometrics kok UI no 1 di Indonesia? Wis ta Bah, lek gak sepiro ngerti gak usah melok-melok, malah golek masalah, kadrun diberi "panggung" yo gak salah 'njenengan diarani kadrun sisan. Aku sih ngarani "meh kadrun." Mugo2 ndhang waras.

Tony Stark

Sebenarnya mudah kalo mau adil. Brp score index scopus Rocky Gerung pujaan desi yg katanya lbh hebat dari AA, ternyata lbh rendah dari AA alias tdk terdaftar hahaha. Btw kriminal yg ditembak mati di KM 50 tdk bisa dibandingkan dgn AA, yg bisa dibandingkan itu peristiwa pemukulan Sarumpaet yg ternyata hoax hahaha.

Johannes Kitono

Typo : Ir Karim alumni IPB eharusnya Ir Kasim asal Aceh yang terjebak KKN selama 15 tahun di Pulau Seram. Mengabdikan diri kepada masyarakat petani di sana. Taufik Ismail yang alumni FKH - UI ( sebelum beralih ke IPB ) merasa malu membandingkan dirinya yang Drh tapi penyair dengan prestasi Kasim yang mengabdi tanpa pamrih. Rektor IPB, Prof A H Nasution memberikan gelar Insinyur Kehormatan kepada Ir. KASIM yang memang pantas disandangnya.

donwori

dalam dunia akademis ada 3 kriteria utama tugas seorang dosen : pengabdian mesyarakat, pengajaran, penelitian. skor H-index itu ranahnya penelitian. sementara banyak dosen2 lain, tidak cuma AA, yg lebih memilih fokus di pengajaran sampai lupa di penelitian. apa itu salah? nggak juga. kalau ada dosen yg ngejar tiga kriteria di atas secara maksimal artinya dia dosen top dan calon profesor di masa mendatang. kalau memilih fokus di pengajaran/pengmas ya itu hak dia. toh meskipun ga bertitel profesor dia tetap boleh membimbing mahasiswa untuk meraih gelar s1/s2.
sementara untuk komparasi dengan peristiwa KM50 itu ga sepadan. yg di jalan tol itu diawali dari saling kebut2an di jalanan dan tembak menembak. udah jadi resiko ketika ada yg melawan petugas ya siap2 aja dibedil. sementara yg di depan gedung DPR kemarin satu orang lagi ikutan demo dengan damai, tidak sedang memprovokasi, tidak sedang teriak2 macam orang gila, tau2 didatangi puluhan massa langsung main gebuk dan melorotin celana. dari dua kejadian itu konstruksi peristiwanya sama sekali berbeda.

Sumber: