Cinta Maut di Tangerang dan Teori PDA
Digambarkan, burung jantan menarik betina dengan kicau indahnya. Lalu menguasai si betina. Terjadilah kawin. Jika kemudian ada jantan lain mendekat, maka jantan-jantan bertarung kicauan. Duel kicau. Memikat betina (yang senyum tipis-tipis).
Tapi manusia bukan hewan. Pasti.
Manning memberi tips, agar manusia tidak seperti hewan. Ketika manusia diliputi cemburu, diselimuti delusi.
1) Berhenti. Ketika perasaan cemburu muncul, kendalikan pikiran Anda. Jangan biarkan imajinasi Anda merajalela. Berhentilah. Libatkan logika Anda sebelum cemburu berubah menjadi pembunuhan.
2) Perhatikan situasinya. Bernapaslah dalam-dalam. Perlahan, sadari bahwa imajinasi Anda mungkin sangat berbeda dengan kenyataan. Pikirkan, seumpama imajinasi itu benar, pun Anda bisa cari wanita / pria lain.
3) Kemudi. Ketahuilah bahwa Anda memiliki kekuatan untuk mengubah arah pikiran negatif Anda, menuju pikiran positif. Anda bukan hewan, yang tidak mampu berlogika, dan mengendalikan emosi.
Bagian akhir itu paling tidak enak. Karena, kalau tidak mampu berlogika atau mengendalikan emosi, manusia adalah sama dengan hewan.
Bandingkan itu dengan ungkapan ini: "Bunga-bunga tidak bakal tampak indah, tanpa dirimu di sisiku."
Karena, Manning mengajak kita untuk mengarahkan pikiran ke sini: "Dunia tak sedaun kelor. Apalagi kalau di rumah, kamu cuma pakai celana kolor."
Betapa pun hebatnya logika teori, jika cemburu sudah menyelimuti jiwa, bagai api membara di dada. Tinggal menunggu pencetus. Mengobarkan amarah.
Pertanyaannya, apakah manusiawi, jika manusia dekat dengan karakter hewani? (*)
Sumber: