Merdeka Huey

Merdeka Huey

Johannes Kitono

African Swine Fever ( ASF ) penyakit atau demam babi yang bisa menyebabkan kematian 100 % dan pertama kali ditemukan di Kenya ( 1921 ). Di Indonesia, beberapa tahun lalu Sumatera Utara adalah daerah yang pertama kali yang dikunjungi virus ASF. Langsung menyebar ke mana mana , khususnya Bali dan NTT. Peternak rugi dan banyak yang bangkrut karena Dinas Peternakan setempat tidak berdaya mengatasi ASF. Saking ganasnya banyak babi yang mati. Then, ada perusahaan Parent Stock Babi di Bali yang mencegah ASF dengan Ionic Nano Copper = cairan tembaga dalam bentuk nano. Kandang babi dan lingkungan sekitarnya disemprot dengan INC. Dan ternyata sangat ampuh. INC ini diproduksi oleh perusahaan Advanced Greentech Solution di Johor Malaysia. ( www.greentechsolution.com ). Oleh Peternak Ayam dan Babi di Malaysia dinamakan cairan Blue Magic karena warnanya memang Biru. Di Thailand namanya Profresh dan ada Lab Test dari Chulalangkorn Univ yang menyatakan cairan itu tidak berbahaya bagi binatang piaraan. Awal tahun 2019 ketika Covid mulai merambah di Wuhan. Perusahaan AGS ekspor ratusan ribu liter INC ke China dan langsung di pakai di rumah sakit PLA ( People Liberation Army ). Apakah yang dilakukan drh Indro untuk menyelamatkan 1000 ekor babi Philipina juga memakai cairan INC ? Peternakan Babi terbesar di pulau Bulan, Indonesia milik grup Salim ( 10.000 ha) juga sudah dikasih info soal INC. Bagi yang berminat dengan cairan INC silahkan hubungi langsung ke AGS di Johor, Malaysia.

Johannes Kitono

Kuliah menjadi dokter hewan itu pasti lebih sulit daripada dokter manusia. Anatomi manusia sudah jelas dari rambut di kepala sampai jari di ujung kaki. Organ di dalam tubuh bisa di x Ray atau lihat langsung waktu autopsi. Pasti semuanya sama. Tidak mungkin alat pipisnya laki laki terletak di tangan atau kaki. Nah, kalau anatomi hewan pasti beda, misalnya antara Macan dan Buaya. Tapi nasib dan rezeki kedua profesi berbeda. Manusia ada yang bisa dan mampu membayar dokter spesialis jantung yang pasang ring. Dan tentu tidak murah. Kalau hewan seperti babi atau kuda yang sakit, nasibnya tergantung siapa pemiliknya. Mau diobati atau dibiarkan mati. Bagaimanapun kita dan dunia harus respek sama drh Indro Cahyono yang merangkap pakar virus Indonesia. Biarpun rezekinya pasti jauh beda dengan Dr Terawan. Tetapi beliau tetap konsisten mengabdikan dirinya demi virus dan keselamatan manusia.

Yulia Argentin

Makasih pak dahlan utk tulisan ttg drh indro yg protokol rakyat, sejak saat itu saya sering mengikuti youtube beliau. Saya tidak meminta bukunya krn salah 1 pemesan buku beliau (biar bs dpt ttd basah pakdhe dan budhe) dan puji Tuhan senin kmrn bukunya sdh saya terima.

hadi sutrisno

Kalo aku baca disway hari ini Sambil makan Sego jagung - jangan tewel - urap urap - sambel terong iwak asin dan peyek.. lableb lableb…. Ora tolah toleh , soale Nyambi Moco … Heheheh

Pryadi Satriana

Selamat pagi Abah Dahlan & pembaca Disway … Terima kasih kepada drh. Indro dan Pak Dahlan Iskan atas pemberian bukunya. Ketiban sampur, diminta memilih 14 orang utk menerima buku tersebut. Gampang-gampang sulit. Gampang krn memilih tanpa harus menjelaskan alasannya. Sulit krn memilihnya ndhak bisa "semena-mena", sak karepku dewe, apalagi yg pantas menerima jauh lebih banyak drpd 'kuota' yang ada. Mohon maaf jika nama Anda tidak ada dalam daftar berikut:

  1. Mirza Mirwan
  2. Mbah Mars
  3. Juve Zhang
  4. Gambit H-1982
  5. Budi Utomo
  6. Jimmy Marta
  7. Johannes Kitono
  8. Liam Then
  9. Donwori
  10. Jokosp Sp
  11. Komentator Spesialis (Ahmad Reader)
  12. Lukman bin Saleh
  13. Bagus Aryo Sutikno
  14. Rofi'udin

MOHON MAAF tidak semua yg berharap dapat menerima buku itu saya sebutkan di atas, saya pribadi berharap Anda dapat langsung dari Abah. Sekian dan terima kasih. Lapor, Abah. Tugas sudah dilaksanakan. Sehat selalu semuanya. Salam. Salaam. Shalom. Rahayu.

edi hartono

Kenapa ya, di negeri ini, kreatifitas dan kecerdasan yg maju sering tdk mendapat saluran. Bahkan untuk di uji secara fair pun kadang2 tidak diberi ijin dan kesempatan. Dulu pernah ada kisah pak kusrin yg memproduksi TV lokal, dan malah dituntut oleh aparat karena faktor perizinan. Lha kenapa tdk dibantu perizinannya dan malah di tuntut hukuman?! Dulu ada juga kisah dosen penemu bibit unggul padi yg sdh terbukti kualitasnya dan sdh dipakai di komunitasnya, namun tdk mendapat saluran untuk menjadi bibit padi resmi yg bisa diproduksi untk masyarakat luas. Ada juga nikuba, yg masih hangat, yg bahkan tdk dilirik untuk diuji oleh lembaga formal, sampai penemu nya sakit hati. Ada juga cerita besar vaknus, yg dihambat, yg buntutnya belum selesai sampai sekarang. Dan sekarang muncul lagi kisah dr. Indro dgn penelitian virus yg hasilnya simpel dan aplikatif untuk masyarakat. Namun, apakah diberi saluran untuk diperkenalkan ke masyarakat? Tidak juga, masih sama seperti sebelum2nya. Negara ini banyak sekali memiliki sdm yg membawa terobosan2 di bidangnya. Namun kenapa, oh kenapa.. Katanya mau maju, namun ide kemajuan tdk mendapatkan jalannya. Mandeg sebelum finish. Layu sebelum berkembang. Sudah keluar padahal baru sebentar, (eh, apa ini, wkwkwk)

Yea A-ina

Gak mungkinlah, kalau Abah Dis hanya minta (gratis), buku virus drh Indro. Gengsilah kalau minta buku kepada penulisnya pula. Abah tak bergeming ketika ada permintaan kaos, Anda Sudah Tahu. Tapi kali ini, rasanya orang tua nan banyak tabungannya ini, meleleh juga setelah didemo komentar berulang pak Pry. Sebuah sikap bijak yang layak ditiru, bahwa kalau bisa membagi kenapa harus meminta. Kalau bisa menulis kenapa harus mengkritik tulisan orang lain? Karena di kolom komentar ini, wadah belajar menuliskan ide dan alternatif dari kita kepada orang lain, Abah Dis jadi mentor nya.

Sumber: