Antara Duren Tiga, KM-50 dan Sungai Serayu
Sedangkan, aktor utama yang memberi perintah penyergapan laskar FPI di rest area KM-50 itu dan kemudian dihabisi nyawanya di dalam mobil Xenia B 1519 UTI dengan cara didor dalam jarak dekat, dugaan nyaris sama dengan yang dialami alm Brigpol J, hingga hari ini tidak terungkap.
Pasalnya, Irjen Ferdy Sambo saat itu yang seharusnya sebagai Kadivpropam tidak melaksanakan tupoksinya memeriksa ketiga aparat penembak itu. Atas perintah siapa. Dan apakah sesuai SOP.
Ditenggarai antara Kadivpropam dan Kapolda Metro "main mata" atau tahu sama tahu dengan terjadinya peristiwa KM-50 itu. Kedekatan dua pati Polri ini terbukti tatkala Irjen Fadil Imran mengunjungi Irjen Ferdy Sambo di ruang kerjanya di Mabes Polri. Keduanya saling berpelukan dan Ferdy sempat menangis dipundak Fadil. Kejadian ini videonya beredar di berbagai medsos sebelum Ferdy dinonaktifkan.
Hal yang sama seperti dengan peristiwa yang menimpa dua remaja pengendara motor –Salsabila dan Hendra– korban tertabrak mobil Kol Inf Prayitno di Nagreg, Jabar.
Dua sejoli remaja itu kemudian meregang nyawa lantaran oleh Kolonel Infanteri Prayit bersama dua bawahnya dibuang ke Sungai Serayu, Jateng.
Perbuatan Kol Inf Prayitno akhirnya terungkap juga setelah memakan waktu lumayan lama. Prayitno dihukum seumur hidup dan dipecat dari TNI. Begitu pula dua anak buahnya juga mendapat hukuman setimpal.
Meruntun kejadian antara Duren Tiga, KM-50 dan Sungai Serayu seperti diatas, kalau publik melabeli pelakunya sadis tidak berprikemanusian, melebih penjahat pada umumnya.
Dan publik yakin -- Polri-- profesional transparan mengungkap kasus Duren Tiga.
Sebab, menurut pepatah orang kuno: Sepandai pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Sepandai pandai menyimpan bangkai akhirnya tercium juga. #Kebenaran bisa disalahkan, tapi tidak bisa dikalahkan. (*)
Sumber: