Otopsi Yosua Jadi Anti-klimaks

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Tampak beberapa anggota kepolisian berseragam, membawa senjata laras panjang yang biasa digunakan untuk tembakan salvo, saat pemakaman kedinasan.
Pemakaman kembali secara kedinasan, dilaksanakan. Peti jenazah diselimuti sang saka merah putih. Dalam upacara resmi. Dan, tembakan salvo menjelang pemakaman kembali.
Itu simbol, bahwa almarhum sangat dihormati oleh Polri, korps tempat almarhum dulu berdinas. Tidak lagi sebagai pelaku pelecehan seks. Otomatis, status hukum almarhum sudah berbalik.
Kronologi itu seharusnya tidak ditafsirkan macam-macam oleh publik. Bahwa pemakaman kedinasan adalah simbol penghormatan korps Polri terhadap almarhum, adalah keniscayaan. Tidak mungkin tidak. (*)
Sumber: