Ajudan lawan Ajudan, 25 Polisi Diperiksa

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Dari 25 personel yang diperiksa, rinciannya, seperti diumumkan Kapolri: Tiga jenderal bintang 1. Lima Kombes. Tiga AKBP. Dua Kompol. Tujuh perwira pertama. Lima bintara dan tamtama.
Lengkap, dari jenderal sampai tamtama. Kapolri menyatakan, mereka diperiksa, karena diduga menghambat pengungkapan kasus Yosua.
Kapolri kepada pers, Kamis, 4 Agustus 2022, mengatakan: "Di mana 25 personel ini kita periksa terkait tidak profesional penanganan TKP. Juga beberapa hal yang kita anggap membuat proses olah TKP dan juga hambatan dalam hal penanganan TKP, serta penyidikan."
Kapolri: "25 personel itu dari kesatuan Propam, Polres, dan juga ada beberapa personel dari Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri."
Dari 25 polisi itu, yang 10 sudah dipindah tugas semuanya ke Yanma (Pelayanan Markas). Termasuk Irjen Ferdy Sambo.
Sikap Kapolri itu di satu sisi tampak jelas, bahwa Kapolri Jenderal Listyo setia melaksanakan perintah Presiden Jokowi agar mengungkap kasus ini secara terang-benderang.
Di sisi lain, menegaskan persepsi masyarakat, bahwa kasus ini memang bukan kasua biasa. Terbukti, ada 25 polisi menghambat jalannya penyelidikan. Mengapa dihambat? Rahasia apa yang ditutupi? Atau siapa yang diusahakan dilindungi?
Kalau kasus biasa, tembak-menembak antar ajudan, kata Prof Mahfud, cukup diselesaikan tingkat Polsek. Cepat ringkas.
[15.22, 6/8/2022] Dwo Jkt: Kasus ini sudah sebulan sejak saat kejadian, belum menunjukkan tanda-tanda pengungkapan kejadian yang sebenarnya. Ternyata, ada 25 polisi yang diduga menghambat penyelidikan.
Bisa saja dianggap selesai, dengan menempatkan Bharada E sebagai tersangka. Dan, itu sudah ditetapkan tim khusus kasus ini. Tapi, apakah itu sudah final?
Ternyata belum. Masyarakat masih menunggu, apa hasil penyelidikan kasus ini, setelah 25 polisi itu dicopot dari jabatannya?
Hal baru, diungkap Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik. Bahwa tembak-menembak antara Yosua dengan Bharada E, tidak ada saksi yang melihat langsung. Saksi mata langsung, ya hanya mereka berdua. Sedangkan Yosua sudah meninggal.
Ahmad Taufan Damanik dalam diskusi daring, Jumat, 5 Agustus 2022, menyatakan:
"Ini (tembak-menembak) kan baru keterangan Bharada E sendirian. Kemudian diperkuat oleh keterangan Ricky yang juga berada di lantai bawah. Tetapi Ricky sebenarnya tidak melihat langsung tembak menembak itu."
Damanik mengatakan ini berdasarkan hasil pemeriksaan Komnas HAM terhadap para ajudan keluarga Ferdy Sambo. Termasuk terhadap Bharada E dan Ricky.
Diceritakan Damanik, keterangan Ricky kepada pihak Komnas HAM, Ricky melihat Yosua mengacungkan pistol. Tapi, sebelum tembakan meletus, Ricky sudah ngumpet duluan.
Sumber: