Kasus Yosua, 2 Uang Puluhan Tangis
Lain lagi, pernyataan eks pengacara Bharada E, Deolipa Yumara. Bahwa Bharada E dijanjikan hadiah Rp 1 miliar. Tersangka Kuat Maruf Rp 500 juta dan Bripka Ricky Rizal Rp 500 juta. Dijanjikan oleh Ferdi Sambo. Total Rp 2 miliar.
Deolipa Yumara saat dihubungi wartawan, Jumat, 12 Agustus 2022, menceritakan:
"Benar. Itu, kan omongannya si Richard (Bharada E), di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) ada itu, diiming-imingi uang. Bharada E Rp 1 miliar. Ricky Rp 500 juta, Kuat Rp 500 juta. Total Rp 2 miliar, yang katanya akan dibayarkan Agustus."
Dilanjut: "Tapi ternyata dijanjiin doang."
Pernyataan Deolipa Yumara itu dikonfirmasi wartawan ke pengacara Bharada E yang baru, Ronny Talapessy. Dan, Ronny menyatakan, itu sudah masuk materi perkara.
Ronny Talapessy: "Saya tidak bisa menyampaikan apa yang menjadi materi penyidikan." Materi penyidikan artinya masuk dalam BAP.
Wartawan kemudian meminta konfirmasi janji Sambo Rp 2 miliar itu, kepada Arman Hanis, selaku kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Arman tidak membantah, dan tidak membenarkan, pertanyaan yang diajukan wartawan terkait dugaan iming-iming uang Rp 2 miliar tersebut.
Arman: "Terima kasih banyak telah memberikan kesempatan dan ruang kepada kami, tim kuasa hukum, untuk bisa diakomodir dalam diskusi dan publikasi yang sedang dipersiapkan. Saat ini, tim kuasa hukum masih fokus menindaklanjuti proses hukum klien kami dan belum memiliki penjelasan tambahan terkait perkembangan kasus ini."
Dilanjut Arman: "Kami mempercayakan kepada penyidik, terkait seluruh proses yang saat ini sedang berjalan."
Lain lagi, Menko Polhukam Mahfud MD, di acara Close The Door di akun YouTube Deddy Corbuzier, Jumat, 12 Agustus 2022, menceritakan:
Ferdi Sambo, sebelum jadi tersangka, melakukan pra kondisi, agar skenario tembak-menembak dan pelecehan seksual di Duren Tiga, Jakarta, berlangsung mulus.
Mahfud: "Kemarin yang membuat berdebar-debar itu kan, skenario adanya tembak menembak. Itu bukan main pra kondisinya. Tidak banyak yang tahu sudah ada jebakan psikologis kepada orang-orang tertentu, untuk mendukung bahwa itu tembak menembak."
Dilanjut: "Siapa itu? Satu, Kompolnas. Kompolnas itu hari Senin dipanggil oleh Pak Sambo ke kantornya (Propam Polri). Ia di sana hanya untuk menangis-nangis di depan Kompolnas. 'Huu…. saya teraniaya, kalau saya sendiri di situ saya tembak, habis dia'. Nangis-nangis begitu, cuma jawab begitu saja. Yang dari Kompolnas itu mbak Poengky pulang, bingung."
Dilanjut: "Bukan hanya itu. Teman anda juga, orang terkenal itu dipanggil Sambo. Ada juga beberapa orang anggota DPR. Dibegitukan juga, dibilangin begitu juga. Dan beberapa orang lagi, dihubungi, ia (Sambo) hanya nangis saja."
Sumber: