Protein Yuda

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Salah satu saksi itu adalah Tonny Kurniawan, anaknya almarhum Hoei Hwa Kin. Ia pemilik toko emas di Yogyakarta. Tonny sudah berobat ke mana-mana. Dokter memvonisnya: hidupnya tinggal tiga tahun. Ia pun cari alternatif pengobatan apa saja. Lalu bertemu Yuda itu.
Teman-teman Tonny ikut minta disuntik yang sama. Maka ketika Yuda datang ke toko emas milik Tonny, teman-temannya ikut suntik. Lama-lama ruang belakang toko Tonny itu jadi semacam tempat praktik. Sampai Yuda ditangkap.
Tonny di persidangan tidak menyalahkan Yuda. "Saya yang minta tolong pada beliau. Dan saya sembuh. Apa salahnya meminjamkan ruang belakang itu," katanya di persidangan.
Dari mana Yuda mendapatkan protein sel itu?
Yuda mendapatkan bahan baku dari temannya. Yakni teman yang bekerja di rumah sakit bersalin. Yuda minta dipotongkan 2 cm plasenta bayi yang akan dikubur. Dari situlah sel dan protein sel diambil.
"Kalau sel memang harus dari sel tubuh pasien sendiri. Tapi kalau protein sel bisa dari protein selnya siapa saja," katanya.
Yuda tahu bahwa saya sering menjalani stemcell di dr Purwati. Dulu. Juga di klinik dr Yanti. Atau menjalani PRP di dr Karina yang keriting total itu. "Saya yang menguji ketika dr Purwati ujian doktor," ujar Yuda.
Ngobrol dengan drh Yuda saya seperti ngobrol dengan drh Indro. Orangnya agak gemuk, pakaiannya kucel-semrawut dan orangnya cuek. "Saya harus melakukan pengabdian ini. Saya pernah mau mati. Kepala saya sampai harus dibuka," katanya.
Itu terjadi di Seoul saat akan meraih gelar doktor di sana. Ia kena penyakit kanker otak. Sembuh.
Saya pun lama berpikir: harus diapakan orang seperti Yuda ini. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 11 Desember 2022: Durian Tarmidji
hilman g
Tambah satu lagi yang rasanya semakin lama semakin nikmat dan harum, namanya MAROKO KING! Buka pertama serasa hangat lawan kroasia Buka ke dua serasa manis, tendang Belgia 2-0 Buka ke tiga serasa gula aren, sepak Kanada 2-1 Buka ke empat serasa madu hutan yang manis2 seram, kirim Spanyol pulang kampung Buka ke lima serasa madu hutan campur gula aren bikin Portugal dan Ronaldo nangis bombay Buka ke 6 dan 7, manisnya sudah nempel gak akan hilang selama hayat dikandung badan.. MAROKO KING
Jimmy Marta
Belah durian pertama ambil sebiji, enak. Lanjut durian kedua, colek lg sebiji. Enak tp enaknya beda. Begitu terus sampai durian ketiga, keempat. Setelah diakumulasi, yg dimakan pak bos, hanya empat biji yg setara satu ruang/pangsa buah durian… haha…. Durian rasanya memang nikmat dg aroma yg kuat. Itu yg membuat penggemarnya mencandu. Namun rasa dan aroma beradu kuat dg asa sehat. Candu sudah beradu berani dg hantu tensi…xixi..
Jimmy Marta
Durian tertawa. Durian jalak. Durian yg gk tahu malu. Disingkap sikit aja, bijinya langsung terlihat….wkwk
Liam Then
Saya senang, akhirnya Pak DI "sadar" makan durian dengan aneka cita rasa. Lebih nikmat. Masalahnya sebenarnya ke kualitas isi daging duriannya. Yang tidak seragam tebalnya. Kalo cita rasa. Tidak bakal kalah. Kalau soal tebal daging. Mau tak mau harus akui, tak bisa kalahkan durian Monthong asal Thailand. Yang isinya hampir daging semua , biji kopong. Tapi bayangkanlah, serunya buka durian Pontianak. Jika salah pilih, waktu di belah, kita bisa lihat bijinya tertawa. Saking tipis dagingnya. Hahaha. Untuk menghindari hal semacam ini, ada caranya. Durian di timang-timang, yang dagingnya lebih tebal ,beratnya pasti akan lebih ringan dari yang isinya hampir biji semua. Harap maklum kebanyakan durian Pontianak bersumber dari hutan-hutan durian, yang tumbuh alami di daerah hulu. Proses pemuliaan strain belum memasyarakat. Oleh sebab itulah nama Durian Punggur ( asal punggur, daerah perkebunan di pinggiran kota Pontianak) , menjadi lebih di gemari, karena sudah banyak yang hasil bibit pilihan. Makan durian di Pontianak, sebenarnya yang sedang saja ukurannya, biar tidak cepat kenyang, dan bisa cicip aneka macam cita rasa, yang berbeda-beda. Tetap ada minusnya juga makan durian yang kecil-kecil, pas ketemu yang enak, isinya otomatis hanya beberapa biji. Semoga semakin banyak pekebun dan petani durian yang eksis di Nusantara. Supaya macam jenis durian unik khas Indonesia, bisa muncul varian-varian yang mantab.
Sumber: