Misteri Tato Kupu di Mayat Kali Cisedane
Ini jenis korban yang paling sering diharapkan orang, ketika berpikir meningkatkan hak-hak korban. Atau, mayoritas orang berpikir bahwa korban tidak bersalah.
2) Korban salah kecil. Korban tidak berpartisipasi aktif dalam viktimisasi. Tapi secara tidak sengaja, berkontribusi terjadinya kejahatan pada tingkat kecil.
Misal, korban mengunjungi daerah dengan tingkat kejahatan tinggi. Atau, pada waktu rawan kejahatan. Atau, bertemu dengan orang yang ternyata penjahat. Atau, memulai pertengkaran dengan calon pelaku kejahatan.
3) Korban dan pelaku sama-sama salah. Korban dan pelaku terlibat dalam kegiatan kriminal bersama. Misal, dua orang mencoba mencuri mobil, merampok toko, menjual narkoba.
4) Pelaku salah, korban lebih bersalah. Korban adalah penyerang duluan, tetapi pelaku memenangkan pertarungan. Kondisi jadi berbalik.
5) Korban mutlak salah. Korban memicu konflik, lantas dibunuh pelaku yang membela diri. Contoh, wanita dilecehkan pria. Lalu si wanita menyerang si pria sampai terbunuh.
6) Korban imajiner. Orang yang berpura-pura menjadi korban, padahal sesungguhnya tidak. Orang itu memalsukan laporan polisi.
Dari tipologi korban versi Mendelsohn, korban Elis pastinya bukan masuk tipologi nomor enam. Di tipe mana persisnya, menunggu hasil penyidikan lengkap polisi. Karena, banyak hal di kasus itu belum dipublikasi supaya tidak menggangu proses penyidikan.
Tapi, publik sudah menduga-duga di tipe mana korban di kasus ini.
Merujuk buku Mendelsohn, orang bisa terhindar dari kemungkinan jadi korban kejahatan, jika paham viktimologi, maka renungkan teori itu. Jadi penting dalam menikmati liburan akhir tahun ini, yang aman. (*)
Sumber: