Ahmad Dhani Dewa 19

Ahmad Dhani Dewa 19

INI cerita lama, tentang pemusik Ahmad Dhani Prasetyo, yang hari Sabtu pekan lalu bersama grupnya Dewa-19 menggelar konser spektakuler di JIS atau Jakarta International Stadium.

Saya punya ceritanya tentang dirinya. Usai konser Dewa-19 di Kota Malang, beberapa tahun lalu, saya menemuinya dan melihat sepatu yang dipakai adalah sepatu boots yang sudah jebol alias mangap.

Karena menarik perhatian, hal itu saya tanyakan padanya, sepatu jebol kok dipakai manggung? Di luar dugaan saya, dia menjawab dengan entengnya. “Iyo, gak onok sepatu maneh, Mas.” Saya terkejut!

Beberapa orang yang mendengar, termasuk saya sendiri, tertawa terbahak. Kemudian dalam hati saya berkata, “Orang ini istimewa. Terkenal, kaya, tapi kok gak malu naik panggung dengan sepatu yang sudah jebol dan gak layak dipakai. Saya tidak percaya dia tidak punya sepatu lain yang lebih layak.

Persahabatan saya dengan Ahmad Dhani ibarat timbul dan tenggelam. Mungkin karena kesibukan masing-masing, serta jarak yang berjauhan. Dia tinggal di Jakarta, sedang saya di Bumi Arema. Tapi kami tetap sering berjumpa secara pribadi, di luar musik.

Seperti pada tahun 2012 ketika dia membawa keluarga lengkap liburan di Kota Wisata Batu. Ketiga anaknya masing-masing Al, El dan Dul yang ketika itu masih kecil, ikut main trail ke luar masuk pedesaan dan naik turun pegunungan, sambil menikmati keindahan dan suasana alam.

Sambil berkeliling kami mengobrol tentang apa saja, bukan hanya soal musik dan keindahan alam. Menurut saya, soal musik Ahmad Dhani sudah selesai, karena itu kami banyak mengobrol tentang seni membangun sebuah wilayah kota.

Menurut dia, wilayah puncak Bogor di Jawa Barat sana sebenarnya bisa lebih bagus dari Batu, terutama secara market bisnis karena berada di antara dua kota besar yaitu Jakarta dan Bandung. Dia kemudian berkata lebih detail tentang masalah itu, yang ternyata cukup dikuasainya juga.

Pada sebuah obrolan sore pada kesempatan kunjungannya yang lain ke Kota Wisata Batu, sambil makan bakso langganannya di pinggir jalan depan Jatim Park 2 Museum Satwa, saya tawarkan ayo kita bangun hotel Dewa-19, sebagaimana hotel Hard Rock. Semua material artistiknya adalah property Dewa-19. Di situ nanti juga ditampilkan sejarah band Dewa-19, misalnya bagaimana lagu Dewa-19 tercipta, siapa saja personel yang membangun bersama, dan catatan sejarah lainnya, sehingga hotel itu yang juga menampilkan sebuah story band legend, bisa juga berfungsi sebagai museum edukasi seperti beberapa destinasi yang sudah ada di Kota Wisata Batu.

Belum ada hotel museum sebuah band legend yang digagas seorang Ahmad Dhani Prasetyo yang punya pribadi lengkap dengan kecerdasanya, seorang musisi lengkap, berpengetahuan luas mengenai sejarah Republik Indonesia, sejarah para tokoh bangsa dan sejarah Islam dan tokoh-tokohnya. Belum ada.

Obrolan tentang hotel museum Dewa-19, ketika itu, kemudian tertunda. Namun, saat beberapa bulan lalu kami bertemu di Semarang, obrolan itu dilanjutkan, mudah-mudahan bisa terwujud.

Ahmad Dhani bukan cuma musisi, tetapi benar-benar memiliki talenta dengan pikiran dan gagasan yang jauh ke depan. Dia seorang arsitek, entertaint sejati, management otodidak, dan memiliki talenta bidang lainnya, termasuk politik.

Dia seorang konduktor, kolektor dan konseptor. Kolaborasi beberapa talenta yang dimilikinya sebagai seorang musisi, yaitu sebagai konduktor dan konseptor, telah dia wujudkan dalam konser rakyat "30 th DEWA 19 " di Jakarta Internasional Stadium hari Sabtu pekan lalu. Dan jangan lupa Ahmad Dhani Prasetyo adalah Arek Surobyo.-

Sahabat ER, Semarang 7 Februari 2023.

Sumber: