Gaya Pedofil-Hiperseks Wanita Jambi

Gaya Pedofil-Hiperseks Wanita Jambi

Sebaliknya, sang suami mengaku ke polisi, tidak tahu kalau aktivitas itu diintip anak-anak atas perintah Y. Sebab, lubang intip sengaja dibikin Y bisa dibuka tutup dari luar kamar.

Setelah Y ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka pelecehan anak, Y balik melapor, bahwa dia selama ini diperkosa anak-anak. Dia menyebut delapan nama anak usia 9 sampai 15 yang dikatakan memperkosa Y.

Kini polisi masih mengusut kasus yang menghebohkan warga Jambi ini. Polisi akan membawa Y ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi. Polisi menduga, Y mengalami kelainan jiwa alias gila.

Pakar seks, dr Boyke Dian Nugraha kepada pers, Selasa (7/2) menjelaskan fenomena itu, begini:

"Pedofil tidak hanya diidap pria. Wanita juga ada yang pedofil. Ciri pedofil menyukai hubungan seks dengan anak-anak. Penyebab bisa faktor biologis (hormon dan gen), saat proses kehamilan dan persalinan. Bisa juga karena pola asuh saat pelaku masih anak-anak, dulu. Juga ada faktor lingkungan pergaulan."

Penyebab di problem kehamilan dan persalinan, kata Boyke, mungkin karena saat itu pelaku stres akibat persalinan yang sulit. Harus vakum. Atau problem persalinan lainnya.

Tapi, penyebab terbesar adalah kondisi ketika pelaku masih anak-anak. Atau, kejadian traumatis ketika pelaku masih anak-anak. Misalnya, pelaku pernah jadi korban KDRT. Diabaikan ortu. Atau, korban pelecehan seks.

Boyke: "Waktu kecil wanita itu (pelaku) mungkin sering dilecehkan. Dibanding-bandingkan. Mengalami KDRT atau kehidupan orang tidak harmonis dan lain-lain."

Soal tanda-tanda wanita pedofil, kata Boyke, tidak ada. Atau tidak tampak pada keseharian. Dia bisa ramah sebagaimana umumnya wanita.

Dari pengakuan sang suami, Y diduga juga mengidap hiperseksualitas. Salah satu jenis kelainan seks.

Dikutip dari Mayo Clinic, hiperseksualitas disebut perilaku seksual kompulsif.
Adalah hasrat seks yang berlebihan. Batasan berlebihan, maksimal hubungan seks sehari sekali. Lebih dari itu bisa disebut hiperseks. Sulit dikendalikan oleh pengidap. Jika dikendalikan, pengidap merasa tertekan.

Maka, pelariannya pengidap sering masturbasi, meskipun sudah berhubungan seks rutin. Pengguna film porno. Juga bisa lari memanfaatkan anak-anak, jika pengidap mengalami kombinasi hiperseks dan pedofil.

Dunia kedokteran belum menemukan penyebab pasti. Diduga, bahan kimia tertentu di otak (neurotransmiter) tidak seimbang. Bahan kimia seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin yang mengatur suasana kalbu, tidak seimbang.

Penyebab bisa dua hal: 1) Klinis. Menyangkut kelainan organ atau penyakit, sehingga bahan kimia di otak tidak seimbang. 2) Psikologis. Menyangkut pola asuh pelaku di masa kecil. Atau trauma di masa kecil. Bisa akibat pelecehan atau korban KDRT.

Dari dua penjelasan pakar itu, sama-sama menyebut masa kecil pelaku. Penyebab ditarik dari garis sejarah pelaku saat dia masih kanak-kanak. Bekas korban KDRT atau pelecehan seks. Sesuatu yang traumatis.

Sumber: