Pengacara Korban Rampok Sebut Kejanggalan

Pengacara Korban Rampok Sebut Kejanggalan

Dikonfirmasi wartawan soal ini, Kapolres Depok, Kombes Ahmad Fuady mengatakan: "Maaf, untuk kasus ini sudah ditangani Polda Metro Jaya."

Dompet pelaku yang tertinggal di mobil, ada kartu identitas. KTA Polri atas nama Bripda Haris, anggota Densus 88 Polri.

Segera polisi berkoordinasi dengan Densus 88. Kemudian, di hari itu juga, Haris ditangkap rumahnya di Puri Persada, Desa Sindang Mulya, Bekasi, Jabar sekitar pukul 16.30 WIB.

Sedangkan korban Sony beralamat di Tambun Selatan, Bekasi, Jabar. Pelaku dan korban sama-sama warga Bekasi.

Polda Metro Jaya mengumumkan penangkapan Haris, sekaligus mengungkap, perampokan bermotif ekonomi. Tersangka hendak menguasai mobil korban. Pengumuman Selasa, 7 Februari 2023, atau 15 hari setelah penangkapan.

Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Selasa, 7 Februari 2023, mengatakan, mendukung anggotanya ditangani secara hukum oleh Polda Metro Jaya. "Hukum tersangka secara adil," katanya.

Kombes Aswin: "Profil tersangka Bripda HS ini telah beberapa kali melakukan pelanggaran. Sudah diberi peringatan."

Dijelaskan, Bripda Haris pernah menipu uang sesama anggota polisi. Juga menipu uang anggota masyarakat. Punya utang dalam jumlah besar (tidak disebut nominal). Dan, pernah tertangkap tangan saat main judi online.

Pengacara keluarga korban Sony, Jundri R Berutu, kepada pers menyoal beberapa hal yang ganjil di pengungkapan polisi di kasus ini. Janggal, karena polisi belum mengungkap secara detil.

Jundry: "Berdasar keterangan polisi, klien kami, almarhum Pak Sony ambil penumpang di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, menuju Depok. Bagaimana caranya bisa secara offline? Juga disebutkan, waktu itu pelaku mengaku ke Pak Sony, bahwa pelaku tidak punya uang. Mengapa Pak Sony mau?"

Lalu, soal luka tusuk pada korban. Bertubi-tubi. Ada di dada, lengan, punggug, dan leher, dengan posisi pisau masih tertancap. Jundry heran cara pelaku menusuk sebanyak itu di dalam kabin mobil yang terbatas. Juga, mengapa sampai bertubi-tubi?

Lanjut Jundry: "Barang-barang pelaku tertinggal di dalam mobil, berupa identitas pelaku, pisau, tas ransel, termasuk kartu identitas Polri. Nah, pelaku ini 'kan anggota Polri yang terlatih. Kok bisa?"

Lantas, soal motif yang berdasar pengumuman Polri bermotif ekonomi. "Kata penyidik, motifnya ekonomi, pelaku niat untuk mencuri kendaraan. Tapi, mobil dam dompet korban masih ada."

Terakhir, Jundry menyoal, bagaimana cara pelaku menghilang dari TKP yang sepi itu? Karena, gerakan pelaku sangat mungkin diketahui warga yang cepat berkerumun.

Tapi, soal yang terakhir ini tampaknya tidak relevan disoal. Di wilayah itu tidak dilewati kendaraan umum. Pelaku yang sudah terlatih di Polri, bisa saja menyelinap dengan cepat, jalan kaki menuju Jalan Raya Jakarta-Bogor (sekitar 1,5 kilometer dari TKP). Kemudian naik kendaraan umum.

Sumber: