Gempa Maras

Gempa Maras

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Perahu kayu tidak berdayung/ Sungainya surut setinggi dada/ Inilah rindu tiada berujung/ Orang disayang telah tiada. Rindu-serindu-rindunya

Udin Salemo

#everyday_berpantun Mawar berwarna merah pekat/ Bunganya sedang merekah Salam sehat di hari jumat/ Semoga berlimpah akan barokah/ Harum baunya sibunga mawar/ Baunya sampai rumah Bang Badu/ Adik ini seperti obat penawar/ Meredakan abang yang punya rindu/ *mantun_mengkudu Matang sudah buah mengkudu/ Jatuhnya di tengah sawah/ Malam jumat malam yang ditunggu/ Pagi-pagi lutut abang terasa goyah/ Walaupun jatuh di tengah sawah/ Tak membuat ikan binasa/ Walaupun lutut terasa goyah/ Perasaan bahagia luar biasa/

thamrindahlan

Burung pipit terbang beruntun/ Bercicit ria seolah ber shalawat/ Tidak sulit Jum'at berpantun/ Tetap gembira selalu sehat/

Jimmy Marta

"Assalamualaikum". Anda mendapat 10 pahala. "Assalamualaikum warahmatulloh". 20 pahala yg anda peroleh. "Assalamualaikum warohmarullohi wabaraakatuh" Anda akan menerima 30 pahala. (HR: Bukhari dan Muslim).

Jimmy Marta

Bg@yea. Kalau yg kt ucapkan sesuai tempatnya, pun sumpah serapah terasa indah.

yea aina

Sapaan dan salam, menggambarkan pikiran juga suasana hati pengucapnya. Mungkin sama halnya dengan sebuah tulisan (komentar): ekspresi pikiran dan suasana hati penulisnya. Pemikiran Kiai Ahmad Abdul Hamid, menyusun kalimat salam "tambahan" khas NU, cukup luar biasa. Bagi yang telah terbiasa, bisa dipastikan NU tulen. Bagi yang masih "grothal grathul", tapi agak maksa mengucapkannya: NU tiban. Mendadak NU. Selanjutnya apa motif pengucapnya: anda sudah tahu.

Johannes Kitono

Salam baru khas NU, apakah perlu ? Bukankah para petinggi NU harus bangga dan jiwa besar. Apabila Salam NU nya di adopsi atau dipakai orang diluar NU, tentu untuk hal hal yang positip. Toh, partai partai politik yang bernuansa Muslim dan pemerintah umumnya tidak berani gegabah. Selalu memasukkan tokoh tokoh NU di jajaran pengurus atau malahan jadi Menteri Kabinet. Angka statistik berbicara, biarpun tidak pakai kartu anggota, ada 95 juta orang anggota NU ( 2021 ).Kalau semua anggota NU kompak, diatas kertas bisa mengalahkan partai penguasa. Dulu pernah diskusi dengan seorang teman di CP Thailand. Kenapa Thailand tidak patenkan Sop Tom Yam Kung ( Sop asam pedas udang ) yang terkenal enaknya. Dan selalu merupakan menu wajib di setiap Resto Thai Food. Jawabnya dengan enteng: " Biarkanlah Sop Tom Yam Kung menjadi Sop Internasional. Dan pencinta kuliner pasti ingin menikmati Tom Yam kung dinegeri asalnya.Hitung hitung Tom Yam Kung sudah ikut mempromosikan bisnis Pariwisata Thailand ". Sebaiknya hal yang sama berlaku dengan Salam Baru NU. Kalau setiap kali perlu ada Salam Baru tentu repot juga. Apalagi kalau Salam Baru itu di patenkan dengan UU No.19 Tahun 2002 . Tentang Hak Cipta. Tentu tambah pusing juga para Kiyainya.

Komentator Spesialis

Sebenarnya seperti ini di tempat lain juga ada. Misal : Ikatan Pelajar Muhammadiyah salam penutup "Qul walqolami wamaa yasthuruun" sebelum salam. Atau Pemuda Muhammadiyah yang pakai "Fastabiqul Khoirot". Tetapi saya setelah paham nggak mau ikut ikutan latah. Mending ikutan Rosulullah Muhammad SAW. Mau itu ustadz, kyiai, gus, buya atau lainnya. Memang kita lebih tahu soal agama daripada Nabi. Yang paling tahu soal agama dari Allah melalui wahyu. Cukup : Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarohkatuh.

Sumber: