Hukuman Tembak Mati Antigagal

Hukuman Tembak Mati Antigagal

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Wartawan dilarang melihat eksekusi. Biasanya, jelang pelaksanaan eksekusi pihak lembaga pemasyarakatan yang mengurung terpidana, membikin strategi untuk mengecoh wartawan. Disusun iring-iringan mobil pengecoh.

Setelah wartawan terkecoh, baru-lah iringan mobil berisi terpidana berangkat. Atau, kalu masih dikejar wartawan juga, dilakukan manuver yang sudah disiapkan.

Berdasar prosedur, regu tembak (12 Tamtama) berdiri pada jarak antara lima hingga sepuluh meter dari terpidana. Posisi terpidana berdiri, diikat pada tiang. Terpidana ditawari kain hitam penutup mata. Boleh ditolak.

Regu tembak membidik jantung terpidana dengan senapan laras panjang. Menunggu aba-aba dari eksekutor. Begitu diberi aba-aba, tembakan menyalak. Dalam 10-15 detik terpidana lunglai, mati.

Bagaimana jika tembakan luput? Atau kena badan terdakwa tapi tidak segera mati?

Berdasarkan aturan, jika itu terjadi, maka bagian komandan regu tembak bertugas. Ia jalan mendatangi terpidana. Dengan pistol komandan, nyawa terpidana diakhiri. Pada tembakan ke kepala.

Prinsipnya, semakin cepat kematian terpidana, semakin baik. Sehingga tidak menderita. Cara ditembak paling efektif se-dunia.

Dikutip dari Amnesty International, 10 Agustus 2015, bertajuk: "Death penalty: Methods of execution used around the world", eksekusi hukuman mati dengan ditembak diterapkan juga di China, Korea Utara, Arab Saudi, Somalia, Taiwan, Yaman.

Disebutkan, cara pelaksanaan eksekusi tembak mirip dengan peraturan di Indonesia. Regu tembak minimal lima orang. Senapan yang diisi peluru cuma satu.

Masing-masing regu tembak, awalnya tidak tahu, apakah senapannya terisi peluru atau tidak. Tapi mereka sniper handal, dan wajib membidik jantung terpidana.

Setelah senapan ditembakkan, masing-masing mereka akan tahu, apakah senapannya berpeluru atau tidak. Tapi, penembak yang tidak berpeluru, tidak tahu, senapan siapa yang berpeluru.

Itu bertujuan meminimalisir beban psikologis regu tembak.

Jika tembakan regu tembak meleset, maka komandan regu tembak yang menembak.

Di situ disebut, di dunia ada lima bentuk pelaksanaan eksekusi hukuman mati. Selain ditembak, juga:

2) Suntik mati. Dilaksanakan di AS, China (menerapkan dua, selain tembak), dan Vietnam.

Sumber: