Paranjoy Kerikil

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Proses perkara ini panjang. Sampai datangnya Covid-19 belum semua selesai. Paranjoy punya alasan pandemi untuk tidak memenuhi panggilan pengadilan.
Akhirnya Paranjoy diancam akan ditahan. Tanpa bisa menggunakan uang jaminan.
Salah satu perkara yang sudah selesai adalah: keinginan Adani agar tulisan itu dicabut. Pengadilan memutuskan: tidak harus dicabut. Tapi beberapa kalimat harus diperbaiki.
Dalam perjalanannya yang panjang dan melelahkan Adani akhirnya mencabut semua gugatannya: kecuali untuk Paranjoy. Adani merasa tulisan itu mengandung unsur pidana. Paranjoy dianggap kunci semua itu.
Ketika perkara Paranjoy masih berproses, meledaklah '’bom'’ di Adani. Bom bikinan Hinderburg. Yang ditulis dalam laporan Hinderburg pun jauh lebih dalam dari yang ditulis Paranjoy.
Setelah bom Adani itu meledak Harian The Telegraph India mewawancarai Paranjoy.
Apakah yang dipublikasikan Hinderburg itu ada kesamaan dengan tulisan Anda?
“Ada. Tapi mereka menulis sampai 32.000 kata. Kalau dibuat buku sampai 150 halaman".
Apakah Anda dihubungi Hinderburg sebelum laporan itu terbit?
“Tidak. Tapi mereka kan mengambil juga bahan dari publikasi yang sudah menjadi milik umum".
Apakah Anda pernah benar-benar ditahan?
“Sampai detik ini, belum pernah".
Apakah Anda pernah bertemu Gautam Adani?
"Pernah. Dua kali. Lalu telepon satu kali. Di pertemuan itu saya ditemani istri dan penulis lain. Selama dua jam dan 1 jam 55 menit. Yang lewat telepon 15 menit".
Siapa yang berinisiatif mengadakan pertemuan itu?
Sumber: