Khalistan Rashtra

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Ulama terbesar Sikhs, Guru Nanak, dimakamkan di dekat Lahore. Kini dibangun koridor khusus dari Punjab-nya India ke Punjab-nya Pakistan. Khusus dari perbatasan India ke makam Guru Nanak. Agar umat Sikhs di India bisa jalan kaki langsung ke makam itu. Tanpa harus muter lewat jalan raya ratusan kilometer.
Namun cita-cita merdeka Khalistan itu tidak mungkin lagi. India tidak akan mau. Bahkan kini kelompok Khalis dianggap separatis. Orang seperti Amritpal juga diincar penguasa India.
Ia hanya diuntungkan oleh gerakan Hindu Rashtra. Yakni kelompok besar dalam partai penguasa yang menginginkan India resmi menjadi negara Hindu. "Kalau kami dianggap separatis, kelompok Hindu Rashtra juga harus dianggap separatis," ujar Amritpal.
Berada di kawasan mayoritas Sikhs ini rasanya seperti di wilayah seribu masjid. Di mana-mana mencuat bangunan berkubah dengan menara tinggi. Mirip bangunan masjid di Indonesia. Itulah tempat ibadah umat Sikhs.
Pun ketika berada di Amritsar, di Gurdwara, rasanya seperti di Masjidil Haram, Makkah. Jamaah Sikhs dari berbagai penjuru dunia melakukan ritual di situ. Saya sampai| tiga kali masuk ke kuil terbesar Sikhs itu: salah satunya pada jam 04.30, ketika salah satu sembahyang terpentingnya dilaksanakan di kuil itu.
Tentu di dalam Sikhs juga terpecah-pecah. Bahkan ada yang menganggap Khalis sudah terlalu jauh. Sampai-sampai ada pertanyaan: apa beda Sikhs dan Khalis. Jawabnya pun dibuat tidak terlalu serius: Sikhs adalah orang yang percaya pada ajaran Guru Nanak, Khalis adalah yang pakai turban.
Semangat beragama memang tinggi sekali di seluruh India. Tapi ekonomi India kini tumbuh paling tinggi di dunia. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 28 Februari 2023: Listrik Atap
mz arifinuz
BUTA LISTRIK. Kita tak bisa lihat listrik. Fiktif? Listrik bisa membunuh kita. Tuhan belum bisa kita lihat kini. Tuhan yg Hidupkan & Matikan kita. Listrik bisa kita buat, kita ukur, kita manfaatkan. Terimakasih kpd penemu listrik yg pertama. Kita beli jual listrik, barang yg tak bisa kita lihat.
Jokosp Sp
Yang cepat nangkap peluang bisnisnya yang hebat, yang bisa memanfaatkan nama produk Graphene. Mau isinya litium ion dipacking graphene ya bisa, mau battery abc atau alkalin dipacking graphene ya bisa, asal tidak kue lemper saja yang dibungkus graphene ngko cepet ketahuan mambune…..mambu lemper.
Don KongKing
Baterai Graphene masih dalam tahap riset Bah, belum ada pabrikan didunia yg bisa produksi masal baterai Graphene,. Awas jangan ketipu sama marketing molis Graphene, lha wong isinya cuma SLA (Timbal Asam) dicampur arang agar internal resistance turun dikasih nama baterai Graphene, contoh molis yg pake marketing Graphene : Davigo Space, Viar Caraka SLA Graphene masih jauh dibawah Lithium,
AnalisAsalAsalan
@LT Seharusnya PLN bukan di bawah Kementrian BUMN, tetapi di bawah naungan Kementrian Agama -- Ikhlas Beramal." Hahahahaha.
Liam Then
Pokoknya harus di carikan caranya. PLN tak boleh rugi !! Bukan karena PLN harus untung sebanyak-banyaknya. Tetapi karena PLN memanggul amanat UUD, menyediakan layanan layak sampai ke wilayah pelosok, menyediakan harga layanan yang terjangkau oleh kaum ekonomi lemah, agar semua kalangan terpenuhi hak kebutuhan dasar ,sesuai amanat UUD. Jika PLN merugi, layanan ke pelosok, ke kaum ekonomi lemah akan terganggu. Pemerintah dan anggota DPR harap bantu PLN revisi peraturan yang tak menguntungkan PLN. Sementara petinggi PLN kita doakan, cerah benaknya ,terang otaknya. Agar bisa siasati pergerakan trend energi dunia.
Leong Putu
Dari kemarin, foto utama menyuguhkan menu generasi old. Membosankan. Gen Z yang dibangga - banggakan itu pada ke mana ? Tiktokkan ? Atau main latolato ? … #sampai tua berprestasi #yang muda frustrasi
Liam Then
Saya pikir panel surya baru akan efektif , jika di pegang oleh PLN seluruhnya. Sunggu tak adil jika PLN jadi kelimpungan, menanggung beban operasional tak seimbang, akibat panel surya liatrik swasta. Beban tanggung jawab PLN sangat besar ! Untuk pembangkit jenis lain silahkan swasta masuk,karena 24 jam tetapi khusus tenaga surya, swasta tak boleh masuk, apalagi jika los plong ,kelebihan produksi panel surya do salurkan langsung ke grid PLN di siang hari. Ini mengganggu operasi jaringan konvensional PLN. Swasta boleh masuk ke panel surya, jika ada fasilitas reservoir, penampung daya listrik ekstra di siang hari, jadi bisa di salurkan di malam hari. Dengan begini baru tidak merugikan PLN. Itulah sebabnya saya kira peran PT. IBC nanti disini akan sangat besar. Tinggal beli,sewa paten teknologi. Tesla sudah bangun tuh, Tesla Megapack , baterai raksasa penampung kelebihan daya listrik yang di hari. Di Australia sudah ada. PT.IBC juga mungkin harus segera mulai, kerja sama dengan ITB dan ITS, sponsorship tim-tim khusus untuk cari caranya ,agar bisa bikin IBC DSpack ( Daya Surya). Saya kira, baterai generasi baru yang mampu tampung daya listrik banyak dan lama dari panel surya inilah,salah satu jalan yang jelas bagi pemerintah, untuk meringankan beban subsidi BBM yang katanya sangat berat bagi keuangan negara. Pemerintah, PLN dan Pertamina. Di bidang panel surya, saya mohon ,kali ini jangan cepat, langkahnya sama swasta. Harus jadi pemimpin pasar!! Demi kita semua
Sumber: