Di Ende, Mensos Bantu Penyandang Disabilitas Gunakan Tongkat Penuntun Adaptif

Di Ende, Mensos Bantu Penyandang Disabilitas Gunakan Tongkat Penuntun Adaptif

AMEG - Suara Rustam terbata-bata. Rasa haru membuatnya bicara dengan suara tergetar.

"Saya dari lubuk hati yang paling dalam mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu Menteri Sosial. Saya berharap ibu bisa memperhatikan kami lebih lagi. Karena teman-teman saya ini, yang lebih parah, supaya bantuan dari Ibu Menteri bisa langsung tersentuh. Saya bangga," kata Muhammad Rustam penyandang disabilitas sensorik netra asal Ende.

Pria 46 tahun itu mengungkapkan perasaan hatinya, saat berdialog bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini di bibir pantai Jalan Lintas Flores, Raporendu, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Selasa (28/2/2023).

Menjawab pernyataan itu, Mensos langsung meminta Kepala Dinas Sosial Ende untuk melakukan pendataan jumlah disabilitas secara spesifik sesuai dengan jenis disabilitas.

Dalam kunjungannya di Ende, Mensos sempat mengajari penerima bantuan cara menggunakan tongkat penuntun adaptif (TPA). "Kalau bunyi artinya ada sesuatu. Ada barang atau orang. Bapak harus geser," kata Mensos kepada salah satu penyandang disabilitas sensorik netra penerima bantuan TPA.

TPA dapat mengeluarkan suara seperti sirine jika ada objek di depannya. Alat ini juga mampu mengeluarkan suara selain bunyi, yaitu peringatan darurat. Di Ende, Mensos menyerahkan bantuan dua unit tongkat penuntun adaptif kepada disabilitas.

Selain tongkat, Mensos menyerahkan motor roda tiga niaga kepada penyandang disabilitas fisik, lengkap dengan bantuan paket usaha jualan makanan dan minuman ringan. Bantuan ini merupakan bentuk pemberdayaan untuk kemandirian bagi penyandang disabilitas yang diberikan melalui Asistensi Rehabilitasi sosial (ATENSI).

Adapun bantuan ATENSI di Ende diserahkan kepada 16 orang dengan rincian 6 anak yang memerlukan perlindungan khusus (AMPK), 5 penyandang disabilitas, dan 5 orang lansia. Bantuan yang diberikan berupa pemenuhan hidup layak seperti peralatan sekolah, penambahan nutrisi dan sembako; alat bantu berupa tongkat penuntun adaptif sebanyak 2 unit untuk penyandang disabilitas; dan bantuan kewirausahaan berupa motor roda tiga dan paket usaha untuk 1 orang disabilitas. Total bantuan yang diserahkan senilai Rp80,4 juta.

Di Ende, Mensos juga meninjau progres pembuatan 25 unit kapal fiber berkekuatan 5 GT yang sudah memasuki tahap penyelesaian. Total bantuan untuk kapal senilai Rp6,48 milyar. Kapal ini dilengkapi dengan teknologi komunikasi dan alat pendeteksi ikan. Kapal berkapasitas 4 ton ini dibuat di Ende oleh masyarakat sendiri agar bisa mandiri memperbaiki kapal jika terjadi kerusakan.

Pemberian kapal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Ende. Menurut Mensos, nelayan terancam kehilangan mata pencaharian jika tidak dibekali dengan kapal yang memadai. "Jadi kalau alat untuk cari makannya gak ada bagaimana dia bisa sejahtera," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Ende Djafar Achmad menyampaikan suka citanya atas bantuan yang diserahkan.
"Ini luar biasa bagi kami semua. Ibu Risma, kami sangat berterima kasih atas bantuan kapal 5 GT ini untuk nelayan," katanya.

Djafar mengatakan terdapat 10 kecamatan yang menerima bantuan di antaranya Kecamatan Pulau Ende, Nangapanda, Ende Utara, Ende Selatan, Ende Timur, Wolowaru, Wolojita, dan Maurole.

Dalam acara tersebut turut hadir Anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Robben Rico, Ketua DPRD Ende Fransiskus Tajo, Kapolres Ende AKBP Andre Librian, Kajari Ende Zulfahmi, dan Perwakilan Dandim Ende Kapt. lnu Kasmir. (*)

Editor: Sugeng Irawan

Sumber: