Heboh 300 T

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Komentator Spesialis
Dan yang membanggakan adalah mungkin BCA adalah salah satu dari sedikit bank swasta yang dimiliki oleh lokal. Sisanya asing. Contoh : Danamon punya MUFG. Niaga punya CIMB. Bank Buana menjelma jadi UOB. NISP dicaplok OCBC dll.
Liam Then
Dulu waktu ATM masih langka, hanya BCA yang terlihat ATMnya di mana-mana. Bank lain duitnya meskipun banyak tidak mau habis banyak invest di ATM. Orang naruh duit tentu lebih nyaman dan tenang kalo bisa akses dimana dan kapan saja.Mungkin inilah pembedanya. Selain nama Om Liem di bendera BCA, siapa tak tenang simpan duit di bank milik salah satu orang terkaya di dunia. Yang terakhir ini minor efeknya. Sebaran ATM yang bikin BCA besar. Ketika semua bank menghemat , manajemen BCA pilih memupuk basis nasabah. Kecil besar masuk semua ke BCA. Siapa disini yang tak pernah di tanya, waktu dulu, ketika akan ada transaksi : "Ada rek BCA"?
Komentator Spesialis
Bank itu dinilai berdasarkan : Aset, Nilai Kapitalisasi pasar dan besar dana yang dikelola. Dan yang mencengangkan adalah performance BCA. BCA sukses menaklukkan DBS Singapura menjadi bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di ASEAN. Pernah kapitalisasi pasarnya diatas USD 78 milyar. Dan sampai saat ini BCA masih bertengger di papan atas bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Asia. Bahkan di dunia masih masuk dalam 30 bank besar. Kalau cuman Credit Suisse lewat jauh ! Jadi kalau mau BCA bisa caplok Credit Suisse, wwkwwk.. Walaupun dana yang dikelola dan asetnya "mini" kalau untuk ukuran dunia. Ini menggambarkan bahwa bank BCA sangat menjanjikan. Khususnya dari segi pertumbuhan dan keuntungan. Maklum Indonesia termasuk negara dengan suku bunga pinjaman yang sangat tinggi. Wajar saja keuntungan gede. Jadi terima kasih buat kalian yang sudah berpartisipasi beli kredit lewat bank, ambil KTA ataupun KPR. Terima kasih..terima kasih…
Muhammad Sk
"Sektor utamanya ini". 1. Perbankan, termasuk perusahaan pialang, asuransi, hedge fund, & fee. 2. Pertambangan & fee pertambangan. 3. Transportasi atau jual beli kendaraan, termasuk ongkos konsumsi & perawatan. 4. Ongkos kenakalan. 5. Bisnis nge-dukun "seperti judi & togel". 6. Aliran dana untuk urusan politik, dll. "Serius saya nggak tertarik masuk ke sana. Itu semua uang orang. Yang di dompet sendiri saja kadang nggak tak urus". "Mending Anda saja yang masuk ke sana?". "Nanti Anda bisa tau, orang yang sedang Anda incar lagi butuh apa saja". "lewat data transaksi". Kredit apa saja, Misal di perumahan xnxx (bisa Anda pepet), Nunggaknya berapa kali, dll. "Waktunya kabur". "Sampai idul fitri".
*) Dari komentar pembaca http://disway.id
bisa mengakhiri kisruh medsos laporan PPATK senilai Rp 349 triliun dengan elegan. Lihatlah caranya. Bisa dijadikan pelajaran bagi siapa saja yang ingin mengakhiri kehebohan di media massa.
Sri Mulyani mengakhiri heboh itu dengan cara yang tidak asal bantah. Tidak juga ada kesan cuci tangan. Sebagai orang yang begitu sering digebuki medsos di seumur hidupnyi, heboh 349 T sekarang ini bukanlah yang terberat.
Saya mengikuti penjelasan Sri Mulyani bersama Menko Polhukam Mahfud MD yang juga viral itu. Sri Mulyani bisa mendudukkan persoalan begitu jelas, tanpa terasa njelimet. Tidak ruwet. Tidak bertele-tele. Terasa ada keterbukaan dan apa adanya.
Pertama, laporan PPATK itu ternyata meliputi kurun waktu lebih dari 10 tahun: dari 2009 sampai 2023. Artinya, heboh ini bukan akibat kejadian tahun-tahun terakhir saja. Bahwa kenapa titik tolaknya 2009, bukan 2013, menarik juga dicarikan jawabnya. Pasti bukan lantaran tahun itu PPATK baru mulai bekerja. Lembaga itu didirikan di tahun 2002. Untuk memonitor terjadinya kejahatan pencucian uang. Mungkin juga tahun 2009 dipilih karena di tahun itulah kasus Gayus Tambunan muncul.
Kedua, laporan dari PPATK yang dia terima pertama ternyata tanpa menyebut angka rupiah. Yakni yang dikirim tanggal 7 Maret 2023. Isinya: 196 surat yang pernah dikirimkan PPATK sejak 2009 tersebut.
Ketiga, ketika muncul heboh Rp 349 triliun, Sri Mulyani belum pernah menerima surat apa pun dari PPATK yang terkait angka itu. Pun sampai tanggal 11 Maret 2023, ketika dia tampil di depan pers bersama Mahfud MD.
Sumber: