Saridi Husein

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Lama-lama Saridi berpikir untuk mengisi waktu kosongnya dengan mencari uang. Malam-malam ia jualan air Zam-Zam. Yakni air dari sumber zaman kuno di dekat Kakbah. Sumber air itu mendadak ada ketika istri Nabi Ibrahim yang di Makkah, Hajar, melahirkan bayi Ismail. Tidak ada air. Hajar mondar-mandir dari bukit Sofa ke bukit Marwah. Lalu mendapat air di tengahnya.
Air itu juga memberi rizki Saridi. Bahkan ia kemudian berkembang memiliki jaringan perdagangan air Zam Zam. Setelah kontrak kerjanya berakhir, Saridi lebih fokus ke bisnis. Hidupnya berubah total. Ia terus mensyukuri nasib baiknya di Arab Saudi.
Di bandara Jeddah saya dijemput Madura yang lain lagi: Husein. Asal Sampang. "Saya juga tidak punya ijazah SD," ujar Husein.
"Tidak pernah sekolah?" tanya saya.
"Tidak," jawabnya.
"Waktu kecil ke mana saja?" tanya saya.
"Sejak kecil saya mondok. Di pesantren Sampang juga," jawabnya.
"Berarti pernah di ibtidaiah?"
“Pernah".
"Pernah di tsanawiyah?"
“Pernah".
"Pernah di aliyah?"
“Pernah".
"Jadi, Anda punya ijasah ibtidaiah, tsanawiyah, dan aliyah?"
“Punya".
Sumber: