Klien Dukun, Orang Kaya Merasa Miskin

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Setelah dukun Wowon, dukun Slamet. Sama-sama mengaku pengganda uang. Uniknya korban percaya. Padahal mereka bukan orang miskin. Wowon dapat Rp 1,5 miliar. Pendapatan Slamet belum diungkap polisi. Klien terakhir setor Rp 75 juta.
***
SUDAH ada contoh dukun Wowon, dengan jumlah korban dibunuh sembilan orang, masyarakat tidak takut. Tetap berusaha menggandakan uang. Lalu muncul dukun Slamet dengan jumlah korban dibunuh 12 orang.
Bahwa korban bukan orang miskin, sudah jelas. Mereka menyetorkan puluhan, bahkan ratusan juta rupiah, ke dukun untuk digandakan.
Berikut ini sekilas perbandingan Wowon (60) dengan Slamet (45) dalam hal perolehan uang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada pers, Kamis, 26 Januari 2023 menjelaskan, dari dua korban hidup saja Wowon meraup Rp 363 juta.
Yakni dari Hana, TKW di Arab Saudi, sudah transfer ke Wowon Cs Rp 75 juta. Untuk digandakan, dijanjikan Wowon bisa berubah jadi Rp 3 miliar.
Lalu dari Aslem, TKW Saudi juga tapi sudah pulang ke Karawang, Jabar, senilai Rp 288 juta. Untuk digandakan, kata Wowon bisa jadi Rp 5 miliar.
Hana dan Aslem menyetorkan uang mereka tidak spontan, melainkan bertahap setiap bulan, diambilkan dari gaji mereka sebagai TKW. Sedangkan jumlah uang dari para korban lainnya masih dilacak polisi. Karena, tentunya penyetoran uang itu tanpa bukti.
Pendapatan Slamet belum diumumkan polisi. Slamet membuat aturan, klien harus membayar mahar di muka (besaran belum diumumkan). Juga, klien harus menyetorkan uang yang akan digandakan.
Korban Slamet yang terakhir adalah Purwanto (dibunuh Slamet) sudah setor Rp 75 juta. Untuk digandakan jadi Rp 5 miliar.
Purwanto mendatangi rumah Slamet di Desa Balun, Banjarnegara, Jateng, Kamis, 23 Maret 2023. Ia dari rumahnya di Cibadak, Sukabumi, naik mobilnya, Wuling. Itulah hari pembunuhannya.
Dari jumlah setoran Purwanto dan nilai mobil yang ia bawa, jelas ia bukan orang miskin. Setoran para korban Slamet lainnya masih disidik polisi.
Mengapa mereka mau menggandakan uang ke dukun, dengan risiko mati? Mengapa mereka tidak menggandakan uang melalui investasi bisnis, dengan risiko rugi? Jawaban sesungguhnya cuma bisa diberikan para korban. Yang mayoritas sudah mati.
Orang selain korban cuma bisa menduga-duga penyebab mereka menggandakan uang: Serakah. Berdasar nilai miliaran rupiah yang jadi target penggandaan.
Sumber: