Safari Tianjin

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Saya menuju yang Stasiun Selatan. Dari sinilah kereta cepat jurusan Tianjin, Shandong, Yangzhou, Nanjing, dan Shanghai berangkat.
Dalam perjalanan kereta bawah tanah itu semua penumpang harus pakai masker. Saya lihat tidak satu pun yang tidak pakai. Peraturan kereta bawah tanah di Beijing masih begitu. Sedang di jalan-jalan, di mal, di kantor-kantor sudah tidak pakai masker.
Tentu ini bukan kali pertama saya ke Stasiun Selatan. Sudah puluhan kali. Sudah hafal. Termasuk harus lewat gate yang mana untuk pemegang paspor asing: yang ada petugas pemeriksanya. Selebihnya serba diurus oleh mesin.
Pun sampai di Tianjin, saya naik kereta bawah tanah. Cari yang ke jurusan rumah sakit. Jauh lebih sederhana. Tidak usah gengsi. Jarak antar stasiun bawah tanah hanya 1,5 menit. Di setiap stasiun hanya berhenti 0,5 menit. Maka hanya diperlukan 20 menit untuk sampai rumah sakit. Bandingkan kalau naik mobil: 1 jam.
Saya pun merasa jadi Ontorejo. Muncul dari dalam bumi: hallooo Tianjin! Sudah empat tahun tidak melihatmu!
Ups… Kok ini bukan seperti Tianjin yang saya kenal. Yang pernah empat bulan saya tinggali sambil menunggu ada hati orang mati yang bisa dipasang di badan saya. Kok semua gedung di sekeliling ini baru. Kok ada hutan kota segala. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 15 Aril 2023: Safari Tiongkok
Parikesit
"Pakaian pun saya tidak peduli. Di sana masih ada pakaian lama. Atau mungkin sudah dibelikan yang baru." Paragraf terakhir ini memberikan sinyal bahwa Abah akan berlebaran di Tiongkok. Aduh aduh aduh, ngalamat bli Leong Putu dan segenap perusuh tak akan dapat THR Sarung Samarinda. Hahaha…
Handoko Luwanto
"Sifat tamak mendorong perilaku korup." tamak, ^jamak, ja^rak, ^marak, m^erak, mera^h, ^kerah, ker^uh, keru^t, k^orut, koru^p.
Udin Salemo
Lalu yang lagi foto berbaju kuning siapa? Apa ada hubungan dengan pakaian lama?
p k
Pak Dahlan, saya tinggal di Singapura sejak 2005 dan Terminal 1 (T1) sudah disulap sejak lama, ditambah Jewel (yang disiriki salah satu negara Timur Tengah yang mengatakan desainnya ‘dicuri’ oleh Singapura. Padahal Moshe Safdie, arsitek Yahudi itu yang buat desain Jewel dan Singapura yang terlebih dulu membangun dgn desain itu, jadi tidak ada urusan colong menyolong. Itu cuma masalah siapa yanb bayar duluan). T1 yang menyambung ke Jewel itu sudah lama selesai pembangunannya, yaitu awal tahun 2019, sebelum covid-19 pandemic. Berarti pak Dahlan memang sudah lama tidak mampir Singapura. Bisa hubungi saya bila ada di sini. Saya jemput nanti.
Komentator Spesialis
Singapura adalah salah satu kota termahal di dunia. Termasuk urusan hotelnya. Bulan depan saya ada rencana pakai SQ transit di Singapura. Transitnya 18 jam. Masa iya saya harus gelontoran di dalam bandara. Saya carilah hotel. Eits..sudah jauh berbeda dari sebelum pandemi. Hotel harga 1 jutaan luas kamar cuman 12 meter persegi. Bahkan cuman kamar sharing berbarengan. Bandingkan kalau di Indonesia saya sudah bisa dapat hotel bintang 4 kamar luas breakfastnya sampai kenyang. Terlalu !!!
imau compo
Silakan Pak DI buat feature hemat sampai sebelas edisi tapi sarung Sultan Samarinda tetap disampaikan ke perusuh sebelum lebaran. Saya sudah rampingkan proposalnya:
- Aji IMM 2 lembar
- Chei Samen 2 lembar (jauh dan luar negeri, dialihkan ke batik Sultan)
- Oom Parikesit 1 lembar
- Bli LP 1 lembar
- Mbah Mars 1 lembar
- Oom KS 1 lembar
- Koh Liam 1 lembar
- Bang JM 1 lembar . .
- IC, 2 lembar (comment dan merampingkan proposal)
Semoga Pak DI dan seluruh perusuh sehat sejahtera serta sarung sampai ke alamat sebelum lebaran. Aamiin
Amat K.
"Pakaian lama" maksudnya apa ya? Selimut? Atau? Hmmmmmmm Hmmmmmmmm Hmmmmmmmmm
mzarifin umarzain
Saya kalau kencing di toilet umum, cawik nya pakai kertas koran dilipat, sebagai ganti membersihkan pakai batu/air. Semoga suci. Kalau pakai air, malah nyiprat2, jadi najis.
Sumber: