Penulis Buku ”Produktif Sampai Mati” Erwan Widyarto Tegaskan Motivator Dr Aqua Dwipayana Sosok ”Tidak Konsiste
AMEG - Seorang wartawan senior yang tinggal di Kota Yogyakarta, Erwan Widyarto menyampaikan pengakuan menarik ihwal sosok pakar komunikasi dan motivator nasional Dr Aqua Dwipayana. Dalam pandangan Erwan bahwa Dr Aqua Dwipayana sebagai seseorang yang “tidak konsisten”.
Erwan Widyarto merupakan penulis Buku “Produktif Sampai Mati” sebagai “hadiah kejutan” promosi S3 Dr Aqua Dwipayana pada 15 April 2016 silam. Buku tersebut ditulis Erwan karena terinspirasi kiprah dan jejak langkah seorang Aqua Dwipayana.
Isinya merupakan pandangan-pandangan penulis terhadap kehidupan Aqua Dwipayana yang dinilainya sangat inspiratif untuk memotivasi siapa pun yang tengah menyongsong atau memasuki masa pensiun.
Bagi banyak orang, kata Erwan, masa pensiun sering dianggap sebagai akhir masa "kejayaan" atau sebagai garis finish untuk berkarya. Bagi yang masih berpikiran positif, masa pensiun disikapi sebagai masa pembebasan dari rutinitas kerja dan menikmati "hari tua" bersama keluarga.
Adapun bagi yang sama sekali tidak siap, masa pensiun seolah sebagai terompet penanda kiamat yang meluruhkan semua kehebatan semasa masih bekerja, punya pangkat, atau memegang suatu jabatan.
Namun, bagi seorang Aqua Dwipayana, masa pensiun justru menjadi awal bagi pengabdian sosial yang jauh lebih besar dari sebelumnya. "Insya Allah, jika umur panjang, saya ingin 100 persen kegiatan saya sosial. Apakah lantas saya merasa miskin? Sama sekali tidak. Justru saya menjadi kaya raya." Kalimat tersebut tertulis pada sampul Buku “Produktif Sampai Mati”.
Masih Terlihat "Beredar"
Beberapa hari lalu, Erwan membuka lagi lembar demi lembar buku “Produktif Sampai Mati” tersebut. Ia pun teringat kembali bahwa buku tersebut telah mengantarkannya --tentu atas kebaikan Aqua -- menjadi anggota jamaah umroh The Power of Silaturahim (POS) I.
Membaca kembali buku itu, Erwan hanya ingin mengonfirmasi kembali yang ditulisnya tujuh tahun lalu itu. “Apakah yang saya tulis dari ‘Inspirasi seorang Aqua itu masih valid’. Apakah ‘resolusi 85% hidup saya untuk sosial’ dari seorang Aqua tersebut masih berlangsung, menurun atau malah meningkat?” gumam Erwan.
Dari poin-poin yang menjadi kata kunci (keywords) di buku tersebut, dan kegiatan-kegiatan pakar komunikasi dan motivator nasional ini serta testimoni banyak pihak yang ia terima, pria tersebut berkesimpulan Aqua Dwipayana “tidak konsisten”. Alias “tidak bisa” menjaga keajegan. “Mengapa begitu?
Ya. Ternyata apa yang dilakukan Aqua “tidak konsisten”. Alias tidak sama dengan sebelumnya. Jika sebelumnya dia kerjakan A. Maka tujuh tahun setelahnya dia lakukan A++. "Tidak konsisten kan?” ujar Erwan terkekeh.
Jika saat dia tulis buku tersebut pada 2016, Aqua menyatakan 85% hidupnya untuk kegiatan sosial, sekarang sudah meningkat menjadi 90 atau mungkin malah 95%. “’Tidak konsisten’ kan?” ujarnya lagi.
Bahkan, di saat pandemi Covid-19, ketika banyak kalangan yang lain merasa "terkurung", tidak bisa bergerak, Aqua Dwipayana justru “tidak konsisten” seperti yang lain. “Intensitas silaturahim dan berbaginya justru meningkat. Dia masih terlihat beredar dari satu provinsi ke provinsi lain di Indonesia,” ucap Erwan menunjukkan data faktual.
Menurut Erwan lagi, Dr Aqua Dwipayana tidak hanya berbagi secara langsung, mantan wartawan Jawa Pos ini juga berbagi lewat daring (online). Menggunakan platform yang booming saat pandemi: zoom. Frekuensinya juga sangat tinggi.
Dr Aqua Dwipayana tidak hanya berbagi lewat penyampaian sharing komunikasi dan motivasi, tetapi juga membagikan uang yang jumlahnya lumayan besar. Disalurkan kepada mereka yang membutuhkannya terutama ke teman-temannya yang sedang kesusahan.
Sumber: