Tika Bima

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Lusy Anggraini
Video 3 menit menghasilkan 800 M untuk satu provinsi, itupun yang dibahas hanya kulitnya saja, coba sekalian yang dibahas sekalian daging, tulang sampai jeroan, ahh sudah jadi bakso tetel mix jeroan tuh pemprovnya. Itu juga masih Bima yang speak-up, masih ada Yudistira, Arjuna, Nakula Sadewa, Abimanyu, dll yang belum speak-up
Kholifatul Isnaeni
Kota Baru merupakan proyek ambisius Gubernur Lampung Sjahcroedin ZP (2004-2014). Di kawasan itu sedianya berdiri kantor-kantor pemerintah provinsi, DPRD, dan instansi terkait. Juga kampus PTN dan pusat olahraga. Benar-benar seperti kota baru. Sudah banyak gedung yang didirikan, namun beliau keburu lengser. Penggantinya, Ridho Ficardo (2014-2019), tak melirik proyek itu sama sekali. Terbengkalai. Bangunan hancur. Jalan menuju Kota Baru berlubang-lubang. Tiba giliran Arinal Djunaidi menjabat gubernur (2019 sampai sekarang). Di awal jabatan beliau bilang akan melanjutkan Kota Baru, namun hanya sebatas omongan hingga lebih tiga tahun menjabat. Polda Lampung yang bergerak cepat memindahkan markasnya dari pusat kota ke lokasi yang tak jauh dari Kota Baru. Berdampingan dengan Institut Teknologi Sumatra (Itera) yang sudah lebih dulu ada. Peletakan batu pertama Mapolda Lampung dilakukan semasa Kapolda Irjen Pol Suntana. Oh ya, harga tanah di kawasan itu yang lima tahun lalu masih Rp 300 ribu per meter, sekarang sudah Rp 1,5 juta per meter. Terutama karena hadirnya Jalan Tol Trans Sumatra, yang pintu masuk dan keluarnya ada di kawasan Kota Baru itu. Ganti pemimpin ganti kebijakan. Beda orang beda rasa. Apalagi kalau beda politik. Sjachroedin PDIP, Ridho Ficardo Demokrat, Arinal Djunaidi Golkar.
Bedy Da Cunha
Tiktok 800 Miliar… Anda memang Ruarrrrr biasahhh Bima.
Liáng - βιολί ζήτα
Fenomena yang tidak systemable. Kehadiran Pemerintah Pusat di Lampung tentu saja hal yang perlu diapresiasi, karena upaya perbaikan jalan yang rusak parah - yang sudah sangat lama terbengkalai - sudah pasti akan bermanfaat bagi masyarakat. Tetapi….. apakah jalan yang rusak parah "hanya" ada di Lampung ?? Bagaimana dengan di daerah lainnya ?? Sepertinya system data atas kondisi jalan dan juga jembatan di seluruh daerah belumlah berfungsi secara optimal. Semestinya ada update data secara berkala atas kondisi jalan dan jembatan yang rusak di seluruh daerah secara bottom up ; sehingga, baik Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat dapat merencanakan dengan baik program pemeliharaan/perbaikan jalan dan jembatan tersebut ; tanpa harus ada yang diviralkan terlebih dahulu di media sosial. Fenomena "di-viral-kan-nya" aspirasi masyarakat lewat media sosial bisa dikatakan "bukanlah hal yang systemable dalam suatu kerangka kerja jangka panjang dan berkesinambungan" dan itu tidak bisa serta merta dijadikan kebijakan Pemerintah (setelah viral - kemudian baru diperbaiki), Pemerintah sendiri mesti mengoptimalkan systemnya di instansi-instansi terkait atas kontrol kondisi jalan dan jembatan.
Komentator Spesialis
Di Indonesia saya belum pernah dengar atau mengalami sistem bank down selama bank BSI ini. Ini pertama kali dalam sejarah sepengetahuan saya. Saya tadi sudah survey survey ke bank sebelah. Tidak menutup kemungkinan pakai bank umum dengan sistem wadiah alias tanpa pertambahan apapun alias cuman nitip di perjanjiannya. Toh saya di BSI juga simpan duit pakai sistem wadiah alias tanpa pertambahan apapun.
Pakdhe joyo Kertomas
Kejadian Bimo menunjukkan ketidak efektifan kontrol pemerintah pusat terhadap daerah. Berpuluh tahun jalan hancur. Tapi pusat baru tahu. Sebenarnya kalo meliihat ke propinsi yg lain juga hampir sama. Ingat kita sudah hampir 80 tahun merdeka. Tapi infra masih jauh dari standar negara G20. Yang jelas presiden mendatang mendapat PR yg berat. Utang menggunung. Minyak semakiin habis. Pengangguran sangat tinggi. Pabrik banyak tutup. Dll….
Dacoll Bns
"Kata beliau, oke kamu saya maafkan, tapi masalah ini tetap berjalan," gitu katanya. Nasib bangsa ini memang mengenaskan, pemimpin yg didapat senantiasa seperti ini. Boro- boro melayani masyarakat, yg ada mungkin malah minta disembah kalau saja tidak masuk kategoi musyrik yg notabene adalah dosa besar. Wallahualam, semoga bangsa ini mendapat karunia dari Allah SWT, terutama setelah ramadhan ini, yg mana seharusnya setiap orang bisa kembali bertakwa sesuai FirmanNya. Bayangkan jika 85% penduduk Indonesia ini sungguh- sungguh berpuasa dan tiap individunya lulus menjadi pribadi bertakwa, atau mungkin hanya 50% nya saja , seharusnya negeri ini sudah tidak lagi mendapati pemimpin yg seperti ini. Wallahualam
balagak nia
Sumber: