Nilai Tukar Rupiah Semakin Melemah
AMEG.ID, Jakarta - Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, sampai akhir Oktober 2023 rupiah masih akan berada dalam tekanan. Beberapa faktor global akan menjadi penyebab utama rupiah cenderung terdepresiasi.
Melansir Republika, Josua menambahkan, indikator-indikator ekonomi AS terkini seperti pasar tenaga kerja masih menunjukkan kondisi yang resilient. Itu sebabnya, meskipun tingkat inflasinya menurun, tetap cenderung berada di atas sasaran target yang sebesar dua persen.
"Indikator-indikator ekonomi AS terkini, seperti pasar tenaga kerja, masih menunjukkan kondisi yang resilient. Sehingga tingkat inflasinya, meski menurun, tetap cenderung berada di atas sasaran target yang sebesar dua persen," kata Josua.
Menurut dia, konflik Israel-Hamas yang semakin memanas juga meningkatkan tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah. Hal ini mendorong kenaikan harga minyak internasional yang berujung pada ekspektasi semakin sulitnya inflasi global untuk turun secara persisten. (AL-DL/REPUBLIKA)
Sumber: