Harga Pagar Baja

Kamis 20-05-2021,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Padahal kapal itu masih bagus. Dan lagi, untuk apa kapal itu ia perbaiki. Yang memakan biaya Rp 2 miliar. Toh akhirnya hanya akan dihancurkan.

Tapi hitung-hitungan bisnis tetap yang utama. Kalau bisa mendapat untung dengan cara menghancurkannya mengapa harus memeliharanya.

Akhirnya kapal itu dijual. Lima hari kemudian teman saya itu dikirimi foto oleh pembelinya.

Kapalnya sudah ''duduk manis'' di sebuah dok. Siap digergaji –dengan gergaji las. Dihancurkan.

Hampir saja teman saya itu menjual pula kapalnya yang lebih besar lagi. Tapi ia masih terikat kontrak jangka panjang.

Maka ketika saya melihat video yang lagi beredar sekarang –kapal-kapal pesiar yang antre untuk dihancurkan– saya tahu apa yang terjadi di balik itu. Kapal-kapal mewah tersebut lebih menghasilkan uang ketika dijadikan besi tua. Dari pada dijalankannya.

Itulah dunia bisnis. Orang bikin kapal dari besi. Besi dibuat dari besi tua. Kini orang menghancurkan kapal. Untuk dijadikan besi tua.

Harga besi tua memang lagi mahal sekarang ini.

Penyebabnya adalah –siapa lagi kalau bukan– Tiongkok.

Anda sudah tahu: Tiongkok lagi marah ke Australia. Yang dinilai ikut campur urusan dalam negeri Tiongkok.

Sejak 2020 lalu Tiongkok tidak mau lagi membeli bijih besi dari Australia. Juga tidak mau membeli batu baranya. Padahal bijih besi dan batu bara adalah andalan ekspor Australia.

Akibatnya, pabrik-pabrik baja di Tiongkok kekurangan bahan baku. Tiongkok pun menyadari itu. Maka Tiongkok mengubah kebijakannya yang satu ini: tidak lagi melarang impor besi tua.

Sudah tiga tahun Tiongkok melarang impor sampah. Sampah apa pun. Termasuk kertas bekas dan besi tua.

Tiongkok akhirnya mengizinkan impor besi tua –setelah menghukum Australia tadi. Maka besi tua dari belahan dunia mana pun mengalir ke Tiongkok.

Sebagai ikutannya, harga besi di pasaran ikut naik. Para kontraktor sekarang ini pusing sekali. Pusing akibat Covid belum reda ditambah pusing akibat harga besi yang naik drastis.

Padahal para kontraktor itu, ketika menandatangani kontrak, masih pakai perhitungan harga besi yang lama.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler