Perajin Tahu Tempe Menjerit, Satgas Pangan Jatim Bergerak

Kamis 03-06-2021,21:15 WIB
Reporter : jpnn
Editor : jpnn

AMEG - Keluhan perajin tempe dan tahu terkait kenaikan harga kedelai direspons Satgas Pangan Polda Jawa Timur. Polda langsung menerjunkan tim mengecek ke agen dan distributor. Koordinasi cepat dilakukan dengan Dinas Perdagangan dan Pertanian Jatim.

Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Farman mengatakan. Dari data Kementerian Perdagangan 31 Mei 2021, harga kedelai internasional turun dari Rp 9.604 menjadi Rp 9.220 per kilogram. Sesuai dengan pengecekan yang dilakukan.

Sementara itu, informasi dari PT Surabaya Palentig Company FPC, harga kedelai saat ini sudah mengalami penurunan. Dibandingkan harga saat Ramadan dan lebaran.

"Semula Rp10.150 di tingkat importir, hari ini jadi Rp 9.500 per kilogram," ujarnya, Kamis (3/6/2021). Saat ini FPC memiliki stok kurang lebih 1.000 ton.

Pengecekan di tempat lain, PT FKS juga mengalami penurunan harga Rp 10.100 per kilogram di gudang importir. Di tempat selanjutnya CV Jaya Tri Hutama Lumajang, harga jual kedelai Rp 10.300 per kilogram.

"Masih ada stok kurang lebih 40 ton dan beberapa hari terakhir permintaan kedelai turun. Karena harga yang masih tinggi," jelasnya.

Kemudian dari salah satu agen subdistributor di Tulungagung, harga kedelai Rp 10.500 per kilogram. Jika dijual eceran harganya Rp10.750.

"Kemudian CV Polowijo menjual harga kedelai Rp10.300 per kilogram," tambahnya. Farman mengatakan, berdasarkan informasi dari importir dan distributor, stok kedelai di Jatim masih cukup. Terkait harga yang tinggi hal itu disebabkan beberapa faktor.

"Harga internasional dari negara asalnya seperti Amerika dan Brazil memang sudah tinggi. Sedangkan Kebutuhan kedelai untuk bahan baku tahu tempe di dalam negeri 80 persen masih bergantung pada impor," papar Farman.

Faktor berikutnya dari kenaikan biaya transportasi kapal karena dampak pandemi Covid-19. Satgas Pangan akan mengambil langkah koordinasi dengan disperindag. "Nanti akan kami koordinasikan. Apakah diperlukan operasi pasar di wilayah yang harga kedelainya tinggi atau tidak," kataya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler