Tapi ''piala'' paling taat vaksin bukan diraih California. Negara bagian Vermont lah yang paling taat. Di Vermont, tanpa hadiah, capaian vaksinasinya 90 persen.
Penduduk negara bagian di utara New York itu memang hanya 600.000 orang. Kulit putihnya 95 persen. Umumnya orang tua. Yang muda-muda pergi ke Boston atau New York.
Kemerdekaan Vermont pada Covid tidak dirayakan. Perannya sangat kecil sekali untuk negara.
Saya menghubungi tiga teman asal Indonesia di sana. "Saya dokter gigi. Saya harus tetap selalu pakai masker," ujar drg Irawan. Saya pernah bermalam di rumahnya di Los Angeles. Gus Dur pernah pula mampir.
"Saya baru ke supermarket Asia. Semua orang masih pakai masker," ujar Butce, pengusaha ikan yang kini jadi YouTuber tentang Indonesia.
Orang Asia kelihatannya lebih taat bermasker di sana. Supermarket Asia adalah supermarket yang menjual bahan-bahan makanan asal Asia –mayoritas dari Tiongkok, Vietnam, Korea, dan Thailand.
Minggu lalu 200-an orang asal Indonesia melaksanakan upacara di sana. Di ruang terbuka. Mereka mengibarkan bendera merah putih setinggi 200 meter. Untuk Hari Kebangkitan Nasional. "Semua memakai masker," ujar Butce, Tionghoa asli Biak, Papua itu.
"Saya takut. Ngeri," ujar Lian Gouw, 85 tahun, asal Bandung. Dengan dibebaskannya California semua orang akan datang ke sini. Termasuk dari luar negeri. Itu bahaya bagi Lian yang sudah 50 tahun di Amerika.
Lian memang belum vaksinasi, karena tidak boleh. Ia mempunyai masalah autoimun. "Jadi saya harus tetap hati-hati," ujar Lian.
Dia kini sibuk memimpin penerjemahan karya-karya sastra penulis Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Lian mendirikan perusahaan penerbitan di San Francisco, Dalang Publishing, agar buku-buku karya orang Indonesia bisa beredar di Amerika.
"Kapan ya Covid hilang dari Indonesia? Saya sudah kangen pulang ke Indonesia," katanya.
Dulu Lian sangat benci Indonesia. Kini jatuh cinta lagi pada Indonesia (Disway 10 Juni 2021).
Saya tidak bisa menjawab pertanyaan Lian itu. Saya justru sangat sedih. Di saat California merdeka itu kita kehilangan Dr dr Ike Sri Redjeki. Dialah anggota tim inti penemuan ventilator pertama made in Indonesia: Vent-I. Yang dilahirkan di Masjid Salman ITB, Bandung.
Memang ada Dr Ir Syarif Hidayat sebagai inisiator, tapi ia seorang teknologi ITB. Dr Ike-lah yang membuat ciptaan itu cocok digunakan sebagai alat kesehatan. Terutama sebagai penambah oksigen bagi pasien Covid agar tidak perlu masuk ICU.
Kabar duka juga datang dari Jakarta. Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meninggal di hari kemerdekaan kemarin.
Saya menghubungi putra bungsu dr Ike yang juga sama dengan ibunya: dokter ahli anestesi, dr Radian Ahmad Halim.