SAAT bisa bertamu ke rumah Mas Jopo, Mas Wandi, dan ke rumah para seniman lukis dan pelaku seni yang banyak sekali di Kota Wisata Batu (KWB), punya angan-angan para pendekar seni bisa gayeng dalam momen kerja besar.
Kota pariwisata harus bisa hidup dengan karya seni. Hasil karya seni berjejer di pendestrian kota. Para pelukis memamerkan karya lukisnya. Para seniman tari menari di sepanjang jalan utama. Semuanya di kerjakan setiap waktu.
Ini gagasan yang disampekan agar guyubnya para pelaku seni di KWB.
Program membantu para seniman di kampung dengan menambah peralatan, pakaian tari dan lainnya, semua terprogram dalam anggaran pemerintah. Alhamdulillah bisa berjalan dengan baik.
Menghidupkan karya seni ini diteruskan membuat festival bantengan kolosal di Stadion Brantas yang luas agar lebih enak ditonton. Di iklan bando jalan ukuran besar lukisan asli, terpampang pinggir jalan. Hasil lukisan juga bisa terpajang di sudut tembok balaikota.
Mas Jopo bisa tampil di Praha-Ceko, Mas Wandi bisa tampil di Australia, ada yang tampil di Korea Selatan dan di beberapa negara lainya.
Untuk menjadi kota seni seperti Jogyakarta yang kuat wisata budayanya, KWB harus bisa mewujudkan ini semua, karena sudah ada kemampuan kuat sewaktu saya sowan ke rumah maupun pondok seni milik seniman KWB.
Perwujudan konsep ini belum sepenuhnya ada di KWB. Saat diterpa badai pendemi Covid-19 dan hilangnya pelaku seni bisa tampil, langkah yang tepat semua menyatukan misi bahwa KWB menjadi kota seni!
Modal yang kuat dari berbagai pelaku seni di rangkum dalam konsep "energy budaya" kekompakan bersama dengan semua pekerja seni musik, lukis dan tari. Apalagi mengajak seniman daerah lain, bahkan pengusaha hotel dan kuliner ikut terlibat, maka akan membangkitkan ekonomi kerakyatan.
Keadaan pendemi Covid-19 ini seakan membuat semua terpuruk. Rasa khawatir dan takut membuat tidak berdaya. KWB memiliki branding yang bagus sebagai kota wisata sejajar dengan Bali dan Jogyakarta, punya alam yang tidak kalah indahnya.
Saat ini yang diperlukan melihat potensi para pelaku seni, budaya dan alam menjadi kekuatan.
Kunjungan wisatawan ke KWB harus hidup lagi. KWB tidak boleh gelap. Kita punya cita-cita kota seni, kota bersih, kota digital dan kota lingkungan hidup.
Sekelumit ngobrol gayeng malam hari saat sowan ke rumah Mas Kubu, Mas Slamet Hendrikus, Mas Wandi, Mas Agus adalah inspirasi rindu yang belum tersampaikan dalam guratan wajah yang berkarakter!
Semarang, 3 Agustus 2021.Sahabat ER.