Akhirnya Kurniawan kena batunya. Ia terlalu rakus uang. Ia terlalu banyak menjual Chateau Lafleur. Sampai-sampai pabrik wine itu sendiri heran. Kok yang dijual Kurniawan lebih banyak dari angka produksi di tahun itu.
Pabrik pun akhirnya memastikan: Chateau Lafleur 1949 yang dijual Kurniawan melebihi catatan jumlah limited edition produksi pabrik itu sendiri.
Jadilah perkara kriminal. Digerebek. Ketahuan: Chateau Lafleur 1949 itu bikinan Kurniawan sendiri. Ia membuat itu bersamaan dengan merek-merek terkenal lainnya –di tempat tinggalnya di California.
Yang juga hebat adalah: ia mampu membuat label yang persis aslinya. Termasuk kesan kunonya.
Kurniawan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara tapi hanya menjalaninya 5 tahun. Minggu lalu ia dideportasi ke Jakarta. Hari-hari ini ia sudah bisa hidup tenang di Jakarta.
*
Elizabeth kini juga happy-happy bersama suaminyi yang jauh lebih muda itu: William Evans. Sambil menunggu kelahiran anak pertama mereka.
Medsos pun sering mengunggah foto-foto mesra antara Elizabeth dengan Evanz –yang diambil dari Instagram mereka sendiri.
Dari postingan itu terlihat seperti tidak ada beban bahwa Elizabeth harus dihadapkan ke meja hijau setelah melahirkan nanti.
Elizabeth memang sudah menyatakan dirinya tidak bersalah –secara hukum. Dia akan melakukan perlawanan di pengadilan.
Balwani –suami pertama Elizabeth yang jauh lebih tua itu– juga ikut menjadi tersangka. Tapi juga sudah menyatakan tidak bersalah. Artinya: mantan suami istri ini akan melakukan perlawanan di pengadilan. Perkaranya hampir sama tapi pengadilan dan waktu sidangnya berbeda.
Elizabeth dan Kurniawan telah mencatatkan diri pernah menjadi orang hebat di sisi lain kehidupan. Kurniawan lebih terkenal dari paman-pamannya –di Amerika. Elizabeth lebih terkenal dari bapaknyi sendiri: salah satu pimpinan puncak Enron –sumber skandal akuntansi terbesar di Amerika.
Si Cantik Elizabeth kini, oleh majalah Fortune, dinobatkan sebagai wanita paling buruk di dunia. (*)