"Tidak enak," kata sang suami.
"Pilih durian apa?" tanya saya.
"Padang."
Lalu saya ambil durian Padang di meja saya yang sebagiannya baru saja saya makan. Saya sodorkan padanya.
"Coba rasakan ini. Juga durian Padang. Tapi enak sekali," kata saya.
Semula ia tidak mau. Saya lihat wajah sungkan di mimiknya. Pemilik Rodjo Durian berdiri di sebelah saya. Ia ikut mendesak konsumennya untuk mau menerima tawaran saya.
Sang suami mengambil satu ruas. Memakannya. "Iya. Enak sekali," katanya. Sang istri ikut mengambil. Saya pun bertanya pada sang istri. "Bumi langit," katanyi.
Sang pemilik memanggil manajernya: untuk mengetatkan seleksi durian yang dikirim oleh pemasok. Sang pemilik pun tidak mau kalah. Ia mengambil durian Musangking untuk diberikan kepada yang baru kecewa tadi. Puas. Mereka pulang dengan senyum.
Setelah menyelesaikan sesi durian Padang itu berarti saya harus minum kopi. Wah, bagaimana ini. Saya tidak terbiasa minum kopi. Tapi saya sudah telanjur sepakat menerima tata-tertib. Ya sudah. Seruput saja. Sedikit.
Ups.... Kopi hitam ini ternyata enak sekali. Saya kaget-kaget senang. Rupanya durian membawa pengaruh kepada rasa kopi.
Maka mulailah sesi durian Bali. Rasanya setara dengan yang dari Padang. Demikian juga durian Palu –yang sebenarnya datang dari luar kota Palu. Dagingnya lebih tebal. Tebal sekali. Sampai saya takut kekenyangan.
Tidak terasa kopi saya tinggal setengah gelas. Rupanya minum kopi terbaik itu di sela-sela makan durian. Atau makan durian terbaik itu di sela-sela kopi.
Lalu datanglah sesi yang dinanti-nanti: Musangking. Yang diimpor dari Malaysia. Sesi ini ternyata masih terbagi dalam dua sub-sesi.
Yang pertama, Musangking yang fresh. Yang didatangkan dari negara bagian Pahang. Rasanya, jangan ditanya lagi. Kita bisa langsung menyenangi apa yang harusnya kita benci: barang impor.
Kenyataan inilah yang harus membangkitkan semangat bersaing. Sudah 20 tahun durian kita dijatuhkan martabatnya oleh Malaysia. Kita harus bangkit mengejar.
Keinginan untuk bangkit itu saya lihat mulai ada. Di Bangka mulai ada perkebunan durian unggulan (Lihat Disway 30 April 2020). Petani Tegal berkaus "Durian vs Everybody" tadi juga mulai tanam Musangking di kebunnya. Yanto Sodri, petani Tegal itu, menanam 80 pohon durian di situ. Dari 80 pohon sudah ada Musangkingnya: dua pohon. Selebihnya durian lokal jenis Bawor.