Ibu Anak

Sabtu 19-02-2022,08:06 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Yang jelas, waktu itu, pengadilan menyatakan suami-istri ini tidak layak menjadi orang tua Paislee Shultis –berumur 4 tahun saat itu. Shultis masih punya kakak perempuan.

Dua anak itu oleh pengadilan diputuskan: tidak boleh diasuh oleh orang tua mereka. Atau salah satu dari orang tua mereka. Dua anak itu harus diasuh oleh 'orang tua asuh' yang ditunjuk oleh pengadilan.

Begitulah. Dua anak itu dipisah dari orang tua mereka .

Suatu hari, dua tahun lalu, orang tua asuh anak itu melapor ke polisi: anak asuh itu hilang. Yang kecil. Diculik orang. Sedang yang besar aman. Dia sedang sekolah.

Sejak itu polisi di Tioga County sibuk mencari anak hilang itu. Tidak menemukannyi. Demikian juga polisi di kota-kota lain di seluruh negara bagian New York.

Polisi juga mencari ibu kandung anak kecil itu. Juga tidak bisa menemukan.

Rupanya anak kecil itu diculik oleh ibunyi sendiri. Lalu dibawa lari sejauh 200 Km ke arah timur. Ke arah rumah mertuanyi yang lagi berstatus duda. Ternyata sang suami yang dulu bertengkar hebat itu juga ada di rumah itu.

Berarti suami istri ini sebenarnya sudah rukun kembali. Sekalian menemani ayah mereka yang sendirian. Ditambah si kecil yang mereka rindukan.

Sebenarnya perkara ini justru sudah selesai tanpa hukum ikut campur. Tapi hukum sudah telanjur masuk. Tetap saja di mata hukum sang ibu telah melakukan perbuatan kriminal: menculik  anak –meski itu anak kandungnyi sendiri. Dan suami dianggap melakukan perbuatan kriminal karena menyembunyikan penculik –yang itu adalah istrinya sendiri. Dan sang duda juga dianggap melakukan perbuatan pidana karena berbohong: si anak tidak di situ dan ibunyi si anak juga tidak di situ.

Saya kok jadi asyik menulis kriminalitas di New York. Ini karena saya harus tahu diri: tidak akan bisa mengalahkan DWO –Djono W Oesman. DWO  tiap hari menulis dengan asyiknya kriminalitas di dalam negeri. Yakni di Harian Disway –yang kelak juga akan selalu muncul di Disway National Network (DNN). 

Ada tuduhan lain untuk tiga orang itu: mereka dianggap merampas kemerdekaan anak. Si kecil memang belum sekolah. Juga  tidak pernah dibawa ke dokter. Di Amerika anak kecil harus selalu dibawa ke dokter: diperiksa gigi, mata, gizi, dan seterusnya.

Mungkin polisi akan mengajukan bukti telak bahwa anak itu telah tertekan selama disembunyikan. Dia juga belum bisa membaca. Belum bisa menulis.

Ketika dibawa dari rumah persembunyian itu –untuk dikirim ke orang tua asuh agar bersatu dengan kakaknyi– anak itu terus terdiam seperti tertekan. Tapi begitu melewati McDonald anak itu berteriak gembira. Polisi pun membalikkan mobil untuk masuk ke drive-through. Si anak terlihat begitu bahagia dengan McDonaldnyi.

Sampai kemarin tiga orang tersangka itu masih tidak mau mengaku salah. Saya bisa membayangkan bagaimana jalannya pengadilan nanti.

Kalau saya jadi hakimnya: mereka sudah saya bebaskan sebelum peradilan dimulai. Saya juga memutuskan: si kakak juga harus dikembalikan ke ibu kandungnyi.

Persoalannyi: bagaimana kalau si adik sangat senang hidup bersama si kakak, dan si kakak sudah sangat senang dengan orang tua asuhnyi. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler