Misal: di kota Melitopol. Di bagian selatan.
Wali kota hasil Pilkada Melitopol ditangkap. Ditahan. Dengan tuduhan melakukan tindakan terorisme. Namanya: Ivan Fedorov.
DPRD setempat lantas menetapkan seorang wanita anggota legislatif di situ menjadi wali kota: Galina Danilchenko.
Tentu, pemerintah pusat Ukraina langsung ambil sikap: memperkarakan Galina. Dengan tuduhan sangat berat: pengkhianat negara.
Pemerintah pun menyerukan agar Rusia segera membebaskan Ivan Fedorov.
Melitopol memang bukan kota besar. Penduduknya tidak sampai 200.000. Tapi posisi kota ini strategis: di simpang empat jalur utama trans Eropa. Kereta-kereta antar negara melewati Melitopol. Ia seperti kota Prabumulih —punya simpang empat ke segala jurusan di Sumatera Selatan.
Dari Melitopol ini sasaran berikutnya sangat jelas: Odesa. Pelabuhan terbesar di Ukraina. Pelabuhan itu sendiri sekarang sudah terkunci. Akses ke Laut Hitam sudah diblokir Rusia.
Dari Melitopol, ke utara sedikit sudah sampai kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Ukraina - - juga di Eropa. Dan itu sudah dikuasai Rusia.
Maka serangan ke Yavoriv yang nun di Barat kelihatannya punya tujuan khusus: untuk memutus jalur bantuan dari barat. Itu dianggap penting mana kala Rusia akan bergerak menjatuhkan ibu kota Ukraina, Kiev. Dan itu sudah dimulai Minggu dini hari lalu. Media Barat melaporkan semakin sering terdengar ledakan di Kiev.
Kiev sudah seperti terkepung.
Misalkan, Kiev jatuh dalam seminggu ini, bagaimana nasib Presiden Volodymyr Zelenskyy. Dilarikan ke negara Barat? Menyerah jadi tawanan? Melawan sampai titik darah penghabisan?
Ataukah di saat kritis itu Barat akhirnya turun tangan secara langsung? Dengan alasan yang sudah tersedia —serangan ke kompleks pelatihan perdamaian dunia itu?
Anggota DPR di Amerika sudah mulai bersuara: sudah saatnya Amerika kirim pesawat tempur ke Ukraina —bukan hanya peralatan militer.
Memang itu belum mencerminkan sikap DPR —apalagi sikap pemerintah. Namun suara seperti itu merupakan perkembangan baru di sana. Apalagi sampai diliput media main stream yang jadi sumber penulisan ini.
Setidaknya Amerika masih terus meningkatkan tekanan secara ekonomi. Senjata ekonomi sudah dianggap seperti senjata nuklir: akan melumpuhkan Rusia. Terakhir, pun sampai larangan impor minuman keras Vodka.
Sebaliknya masyarakat umum Amerika sudah mulai pula merasakan secara langsung dampak perang di Ukraina: harga-harga naik. Sampai ke harga daging, tarif ke salon dan apa saja. Tidak lagi hanya ke harga bensin.