Semua gagasan Danny itu kandas. Danny digugurkan sebagai calon incumbent. Mahkamah Agung menganggap Danny curi start. Padahal ia bisa menang besar –hasil jajak pendapatnya meyakinkan. Berbagai usaha ia lakukan: gagal. Jadilah Danny diwakili kotak kosong dalam Pilkada tahun 2019 itu.
Dan kotak kosong itu menang.
Dua pesaingnya gagal, termasuk Munafri Arifuddin, ipar Ahsa Mahmud pengusaha besar Makassar itu.
Dua tahun berikutnya Makassar pun dipimpin wali kota sementara. Ide-ide Danny terhenti.
Baru di Pilkada tahun 2021 Danny maju lagi. Yang ia hadapi tiga pasang, termasuk Sang ipar. Danny menang mudah. Jadilah Danny Wali kota Makassar sampai hari ini.
Semua yang ia rencanakan di periode pertama pun ia lanjutkan sekarang. Twin Tower, sampah, wajah baru Losari, Metaverse, dan pembenahan lapangan Karebosi.
Kalau saja tidak terjadi sesuatu, masa jabatan Danny baru akan berakhir tahun 2026. Cukup untuk melaksanakan semua itu.
Masalahnya: akankah Danny terkena aturan Pilkada Serentak tahun 2024?
Danny pasrah. "Saya ikut kehendak Tuhan," katanya.
Danny itu nama panggilan. Nama aslinya Mohammad Ramdhan Pomanto. Ia punya putri tiga orang: arsitek, calon arsitek, dan masih SMA.
Sudah dua arsitek yang berhasil memimpin kota: Bu Risma di Surabaya dan Danny di Makassar. Juga Ridwan Kamil di Bandung –meski keburu jadi Gubernur Jabar.
Kelebihan arsitek adalah: merencanakan secara detail, dengan visi yang utuh dan tidak mengabaikan hemat biaya.
Hanya kadang arsitek kalah dengan arsitek politik di atasnya. (*)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway._
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul: Lapangan Kerugian
Darko