"Di sini banyak Pungli, pak…" curhat pedagang wanita di Pasar Bogor kepada Presiden Jokowi, Kamis (21/4) siang. Wanita itu, Kurniali (23) curhat sambil menangis. Jokowi menghentikan langkah, berkata: "Tenang… tenang bu…"
***
KURNIALI didampingi adik, Rahman (20) tidak bisa tenang. Malah histeris. Rahman bukannya menenangkan kakaknya. Justru menimpali: "Ya, Pak Presiden, om saya ngelawan Pungli malah ditahan polisi."
Kakak-beradik itu bicara bersamaan. Dengan semangat histeris. Membuat Jokowi yang mengunjungi Pasar Bogor untuk memberi bantuan minyak goreng, menghentikan langkah. Rombongan ikut berhenti.
Jokowi sudah berusaha menenangkan, tapi Kurniali dan Rahman terus bicara sambil menangis. Kejadian ini direkam video, beredar ke medsos, dan viral.
Untung, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, yang di sebelah Jokowi, segera mengeluarkan notes dan pena. Pramono tampak mencatat curhat Kurniali - Rahman.
Pramono ke pedagang: "Siapa yang ditahan polisi?"
Pedagang: "Om saya. Dia ngelawan Pungli malah ditahan polisi. Di mana keadilannya, pak…"
Pramono: "Nama om yang ditahan, siapa?"
Pedagang: "Ujang Sarjana."
Jokowi mengamati catatan Pramono. Lalu, Jokowi berkata ke pedagang: "Ya… sudah dicatat." Kemudian Jokowi didampingi rombongan berjalan, melanjutkan keliling Pasar Bogor.
Drama sekilas, cerita kuno Indonesia: Pungli. Terjadi di mana-mana. Dilakukan preman, juru parkir, Ormas, sampai aparatur negara dari berbagai lembaga.
Wartawan kemudian konfirmasi ke Polres Bogor Kota, Kamis (21/4) malam. Diterima Kapolresta Bogor Kota, Kombes Susatyo Purnomo Condro, menjelaskan:
"Terima kasih atas informasi yang disampaikan dan terhadap pemberi informasi telah kami lakukan pemeriksaan atas keberatan yang disampaikan kepada Bapak Presiden. kami akan menindaklanjuti dengan audit investigasi."
Dilanjut: "Sebagai informasi, perkara ini ditangani kepolisian pada Desember 2021 atas pengeroyokan terhadap sesama pedagang."
Dilanjut: "Keberatan atas penanganan perkara ini juga telah diuji melalui mekanisme praperadilan. Tapi, kami akan memberikan atensi khusus terhadap perkara ini."