Tapi dengan gaya pemerintahan sekarang soal ketinggian itu pasti bisa diterobos. Melarang total ekspor produk sawit saja berani. Apalagi hanya soal ketinggian jembatan. Upil.
Dengan tol di atas laut ini tidak hanya IKN yang menikmati. Juga masa depan. Bahkan masa kini. Ups… Masa lalu pun ikut mengagumi.
Itu keinginan lama di Balikpapan. Agar kalau menyeberang ke Penajam tidak perlu lagi pakai speedboat. Banyak orang yang menyeberang di sini. Mereka selalu mendongak ke atas: kapan ada jembatan melintang di atasnya.
Lalu-lintas penyeberangan di sini sangat ramai. Ini jurusan besar. Menuju ibu kota Penajam Paser Utara. Terus lagi ke Paser induk. Lanjut ke Tanjung, Barabai, Martapura akhirnya ke Banjarmasin.
Poros itu, terutama dari Balikpapan sampai Tanjung, telah jadi aorta besar ekonomi: minyak, batu bara, sawit.
Banyak yang memilih menyeberang dengan speedboat karena ingin cepat. Tentu mobil tidak bisa naik speedboat. Harus naik fery. Memutar. Jauh.
Atau lewat jembatan baru. Lebih jauh lagi. Tapi ini Jembatan Abunawas. Jembatannya sudah lama jadi. Jalan ke jembatan itu yang belum ada.
Pilihan lain memutar lebih jauh lagi. Lewat Samboja, Sepaku, IKN, Panajam Paser Utara.
Rasanya membangun tol yang terakhir itu lebih tepat. Sekaligus mengatasi persoalan mendasar di sana.
Maka kalau pilihannya itu, kehadiran IKN di Sepaku bisa membawa berkah nyata di daerah. Sekarang dan untuk jangka yang sangat panjang.
Ikut kakek nenek.(*)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul IKN Sarung
doni wj
Kalau nyari kursi presiden memang tidak ada di situ, Bah. Pasanglah baliho, juga jangan di situ. Tapi di kota2 dengan pemilih banyak. Lalu ikut kontestasi pencapresan. Saran saya, jangan melalui partai yang Abah sudah tahu. Nanti kena PHP lagi. Nilai plusnya, Abah sudah menandai daerah IKN, seperti halnya harimau atau kucing menandai daerah kekuasaannya dengan pipis. Hanya Abah yang tahu, pipisnya di toilet presiden atau menteri..
Robban Batang