Wilayah Pusat

Rabu 11-05-2022,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Wawan Wibowo

Bosku malu apa?, Malulah saat tidak berkuasa. Berkuasa itu enak lho. Kalau bisa dari ketua umum sampai bendahara diisi keluarga semua, lha lingkar luar dapat apa?, tenaaang, dapat jabatan sbgai anggota partai.

bagus aryo sutikno

Bli Leong ingatnya cuma terjepit di pangkal kaki. Terkurung di belahan dada. Hahahahaha…

Sri Wasono Widodo

Perbedaan utama Golkar dengan UMNO adalah, UMNO kuningnya tetap bulat sedangkan Golkar sudah terpecah menjadi banyak partai. Ada Nasdem, Gerindra dan Hanura. Di Indonesia juga ada kecenderungan ketika sesorang gagal menjadi ketua umum cenderung mendirikan partai baru. Sedangkan di Malaysia yang berganti adalah koalisinya. Lebih menarik mencermati perkembangan penemuan Aryanto Misel, warga Cirebon yang berhasil menemukan bahan bakar dari air yang jika berkembang terus akan mengguncangkan mafia sawit dan kerajaan Elon Musk.

Purnomo Inzaghi

Lho cerita IKN terhenti di seri ke lima, berarti point ketiga dan keempat kesimpulan saya sementara saya simpan dulu..hehe. Dari IKN ke perpolitikan negeri jiran ibarat ganti dari pelajaran fisika ke pelajaran geografi, harus isi otak dulu untuk komen. Prime minister in waiting list, memang pas banget buat Pak Anwar Ibrahim…bayangkan saja begitu sabar beliau menunggu dari tahun 90 an sampai sekarang, tak juga terealisasi. Pak cik Anwar pernah tampil di televisi Indonesia dan bercerita betapa ia dekat dgn Indonesia, konon pernah tinggal beberapa waktu di Indonesia, tutur kata beliau tenang khas politisi senior. Ternyata intrik politik di Malaysia tak jauh beda dengan Indonesia, entah lah apa di sana juga ada cebong dan kampret.

Mirza Mirwan

Itulah, Bung Jokosp Sp. Nobody's perfect. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY dan Pak Jokowi, semuanya hanya manusia biasa. Di samping kelebihannya, masing-masing punya kekurangan juga. Ketika Pak Harto berada di puncak kejayaannya, saya ogah diajak ikut apel kebulatan tekad. Tetapi ketika beliau jatuh, dan orang-orang menistakannya, saya justru membelanya. Yang membuat Pak Harto bisa berkuasa hingga 32 tahun bukan Pak Harto sendiri, melainkan para pendukung 'die hard'-nya. Mereka inilah yg layak untuk mendapatkan sumpah serapah.

Juve Zhang

Om Marcos lebih "pintar" dalam memboyong US dolar ke luar Philipina , beliau pake cara CASH dalam ber koper koper ,ber peti peti, sampai jadi perhatian wartawan di Hongkong, yang celaka yang ttansfer via bank , Federal Reserve Amriki bisa melacak mudah transferan Milyaran Dolar. Yang lebih celaka Rakyat yg gak punya duit di tabungan nya ,apa yang mau di transfer?.wkwkwk. surga tempat nya bagi rakyat jujur tapi gak punya tabungan. Om Marcos munghkin sedang putar putar bumi, mars, uranus, saturnus, sampai pluto agaknya perlu bantuan GPS Garmin yang 6G terbaru. Wkwkwkwkwk

sinung nugroho

Agak tidak biasa Pak Mirza "menimpakan kesalahan seseorang ke orang lain (walau dari bapak ke anak), yg menurut saya tidak adil. Kesalahan seseorang menjadi tanggung jawabnya sendiri, tdk boleh ditimpakan ke anak. Namun saya senang di kalimat terakhir Pak Mirza masih berharap/berdoa utk kebaikan si anak. Salam

Mirza Mirwan

Ferdinand Marcos Jr (64) memenangi pilpres Fillipina kemarin. Memang belum hasil resmi. Tetapi hingga 80% suara dihitung Bongbong Marcos, panggilan akrabnya, sudah meraup lebih dari 25 juta suara. Dua kali lipat dari suara yang diraih saingan terdekatnya, Leni Lobredo, wapres petahana -- Manny Pacquiao kalah telah, malah. Aneh juga, memang, kenapa anak seorang kleptokrat-yang-sohor-di-seantero-jagat, Ferdinand Marcos Sr, yang terpaksa ngacir ke Amerika gegara tekanan rakyat yang dipelopori seorang Corazon Aquino, bisa memenangi pilpres. Apakah pemilih di sana mengidap "amnesia sosial", sehingga lupa betapa rakus dan kejinya ayah Bongbong dulu itu? Atau mungkinkah faktor partai politiknya, Partido Federal ng Pilipinas, yang jadi penyebabnya? Penyebabnya, barangkali, karena mayoritas pemilih berusia kurang dari 40 tahun. Mereka tidak mengalami zaman ayah Bongbong berkuasa, atau masih balita. Bandingkan dengan di Indonesia. Selang 12 tahun setelah Marcos ngacir, Pak Harto terpaksa lengser -- karena, seperti Marcos, sudah tak ada dukungan dari militer. Saat-saat itu hampir setiap 10 orang sekurang-kurangnya ada 3-4 orang yang menyebut nama Pak Harto dengan sinis. Bahkan mereka yang belasan tahun sebelumnya aktif menggalang apel kebulatan tekad mendukung Pak Harto tiap menjelang SU-MPR. Bagaimana sekarang? Tanyakan kepada orang yang dalam komentarnya selalu memuji-muji Pak Harto. Semoga Bongbong tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan ayahnya dulu.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler