Agus Suryono
JANGAN DIKETAWAIN YA.. Saya tuh lagi membayangkan.. Membayangkan Jacky Chan.. Kalau suatu hari, beliau dspat 3 undangan. Pertama, dari John Lee, meeting di Hongkong. Kedua, undangan shooting film, di Hollywood. Ketiga, undangan shooting iklan produk dari Indonesia. Maka yang mana, yang akan dipenuhi mas Jack..?
Tom Hardy
Katanya Elon Musk susah ditemui, ternyata kmrn dia berkunjung ke Brasil, mau investasi lagi. Duh enaknya jadi presiden Brazil, gk susah payah nemui Elon tp si Elon yg mengunjungi. Dah gitu pakaian formal lagi dr pertemuan dgn pimpinan negara sebelumnya. Duh, ternyata diatas langit masih ada langit.
Mirza Mirwan
Ada yang pernah membaca buku "Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi"? Ya, buku tentang biografi perwira tinggi TNI Angkatan Laut keturunan Tionghoa, Laksamana Muda John Lie. Namanya mirip dengan Kepala Eksekutif Hong Kong ke-5. Tetapi tokoh kita ini lebih heroik ketimbang seorang John Lee. Mantan pelaut maskapai pelayaran Belanda itu belasan kali bisa lolos dari kepungan Angkatan Laut Belanda, ketika dengan kapalnya, The Outlaw, menyelundupkan senjata dan logistik untuk TNI di awal kemerdekaan. Saya membeli buku biografi tokoh yang meninggal tahun 1988 itu beberapa hari setelah diluncurkan pada Februari 2009. Sayangnya, buku itu dipinjam entah oleh siapa, dan tak pernah kembali. Untunglah saya sudah selesai membacanya. Anggota TNI keturunan Tionghoa memang banyak. Tetapi yang mencapai pangkat perwira tinggi bintang dua saat pensiun, setahu saya ya baru Pak John Lie itu. Oh iya, sembilan bulan setelah buku biografi itu terbit, pemerintah menganugerahkan Bintang Mahaputera Adipradana.
Pryadi Satriana
QUOTE OF THE DAY: "Ada bahaya kalau kita mengatakan bahwa Alquran itu adalah kalamullah (ucapan Tuhan), karena itu artinya tidak boleh berubah. Yang kita temukan dalam kenyataan sejarah fikih adalah perubahan yang substansial. Lihat saja fikih, itu adalah inkonsistensi kita dalam memahami kalamullah." (Taufik Adnan Kamal, "Rekonstruksi Sejarah Alquran", dalam Assyaukanie [ed.] 2002: 193). Taufik Adnan Kamal adalah dosen mata kuliah Ulum al-Qur'an pada Fakultas Syariah IAIN (sekarang UIN) Alauddin Makasar, penulis buku 'Rekonstruksi Sejarah Al-Quran', dg. Kata Pengantar oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Buku ini menjelaskan sejarah panjang bagaimana proses politik dan campur tangan manusia lewat kekuasaan menghasilkan mushaf Usmani, yang "dibakukan" dengan penutupan pintu ijtihad pada abad ke-10. Selamat membaca bagi yg tertarik, bukunya lumayan tebal, 468 halaman teks, tidak termasuk judul, Kata Pengantar dan Daftar Isi. Salam.
dabaik kuy
baca buku2 lain yang lebih tebal maka anda akan tahu pintu ijtihad tdk ditutup… dan baca buku2 lain yg lebih tebal dr banyak ulama yg berbeda2 pandangan maka anda akan lebih faham sejarah pembukuan Al-Quran dan pemahaman2 / tafsir Al Quran… maka anda akan sampai kesimpulan bajwa Al-Quran adalah kalamullah.. Al Quran adalah kalamullah… buka. doktrin tp keyakinan yg datang dr ilmu yg dalam dan luas…
Mirza Mirwan
Bung Johanes mungkin belum pernah melihat film yang judulnya plesetan dari lembaga pemberantasan korupsi HK, ICAC -- Independent Commission Against Corruption -- diplesetkan menjadi "I Corrupt All Cops". Saya lupa siapa saja bintangnya. Itu film produksi 2009 atau 2010. Tapi ya tentang betapa korupnya kepolisian Hong Kong dan usaha ICAC untuk membersihkannya. Judul film itu hanyalah salah satu plesetan ICAC. Plesetan lainnya "I Can Accept Cash".
Akagami Shanks
Meskipun itu teknologi kuno bisnis umumnya akan selalu melihat faktor keberuntungan dari hasil kedisiplinan, dan kreatifitas. Ada orang yang dapat jatah bagus padahalnya bisnis standar saja. Ada juga orang yang dapat jatah tidak bagus padahal bisnisnya bisa di bilang luar biasa. Koin itu masih bisa di explorasi secara massive. Tinggal tentukan modal, dan tentukan lapangan. Target kepercayaannya berapa?. Masalahnya kalau cuma bertahan 1 tahun. Ada lagi, yaitu regulasi. Saya pribadi tidak mau gelut dengan regulasi. Karena di belakang regulasi, anda sudah tau, ada Bank Indonesia, ada Menkue, ada perusahaan besar. Itu risiko hukum. 2 risiko tinggkat tinggi. Risiko hukum, dan risiko diperbudak, risiko di peralat, di manfaatkan, atau risiko di tipu (wkwk).
Jimmy Marta
Satu orang satu suara adalah cara paling logis. Ini konsekuensi dari pemilihan langgsung. Coba bayangkan jika suara dibuat bertingkat atau dibuat volumenya beda(hehe.. iseperti usul yg dibawah). Tidak terbayangkan ruwetnya urusan data pembuatan pelevelannya. Urusan mendasar data kependudukan dikita selalu masalah. jika mendekati pemilu selalu datanya kisruh. Pakai pereakilan memang tdk ruwet. Di kita dulu utusan golongan itu yg rawan. Hanya kawan segolongan, saudara seketurunan dan sealiran aja yg dipilih. Jadinya itu lagi itu lagi yg terpilih. Kalau saya melihat bukan sistem yg keliru. Tapi para pelakunya yg harus diperbaiki tingkah lakunya. #Revolusimental