Saya belum pernah bertemu dengannya. Tapi ia bisa bercerita dalam sekali soal jerohan kepolisian.
"Jangan-jangan Anda ini pernah aktif di kepolisian…," tanya saya.
Ia hanya tertawa lebar. "Pokoknya saya ini orang dalam lah," jawabnya.
"Pangkat terakhir Anda apa," tanya saja agak ngawur sambil memancing.
"Pangkat saya seniman," jawabnya.
Saya pun melihat foto status di HP-nya: memangku gitar. Ia gitaris. Punya grup band.
Dan inilah acara Deolipa berikutnya: konser musik. Yakni untuk mengenang Brigadir Yosua. Senin minggu depan. Di Bidakara, Jakarta. Ia sendiri penyelenggaranya: Deolipa Project Band dan Deolipa Yumara Law Office.
Saya hanya bisa usul kecil-kecilan: agar lagu satu ini ikut dinyanyikan. Inilah salah satu lagu yang belakangan suka dinyanyikan Yosua: Full Senyum Sayang.
Di samping menonton konser tetaplah memperhatikan siapa pengacara Bhadara E berikutnya. Lalu ke mana orientasinya.
Cukup. Baiknya Anda jangan tebak dulu ke mana arah perkembangannya. Kecuali Anda sudah dewasa. (*)
"Komentar Pilihan Disway*
Edisi: 13 Agustus 2022: Tembak Menembak
Er Gham
Beberapa senator atau anggota kongres du Amerika berasal dari militer. Terutama yang dianggap sebagai pahlawan perang. Atau minimal memiliki pengalaman perang. Jadi memiliki track record sebagai patriot. Sikap mencintai tanah airnya tidak diragukan. Berbeda dengan di sini. Terkadang track record nya kurang jelas. Gelar sarjana atau magister juga dari antah berantah. Tapi ditulis lengkap dalam poster kampanye. Tidak ada perang belakangaan ini, jadi tidak ada pahlawan perang. Kecuali perang di Timor Leste yang lama berakhir. Latar belakang terbanyak menurut saya adalah pedagang, tapi mereka menyebutnya pengusaha. Mungkin karena ada uang untuk kampanye atau uang untuk mahar (baca: sumbangan) ke partai pengusung. Jarang juga teknokrat yang terjun ke politik. Mungkin alergi karena terkadang harus memanipulasi kata kata. Tabungan juga tidak cukup. Makanya politik di sini seperti perdagangan. Semua bisa selesai kalau ada uang. Tidak semua memang. Masih banyak yang baik. Hanya jika orang baik tidak mau terjun ke politik, maka orang jahat yang akan ambil alih.
Agus Suryono
POLISI BAIK VS POLISI JAHAT Total jumlah Polisi: 460 ribu. Jumlah Polisi Jahat: 31 orang. Jumlah Polisi Baik: 460 ribu minus 31 orang. @angka dianggap akurat, supaya berlaku sebagai "hukum doa". Polisi Jahat Duren Tiga: