Albert Bandura (4 Desember 1925 – 26 Juli 2021) psikolog top Negara Barat. Ia penggagas Teori Kognitif Sosial. Terakhir, ia guru besar psikologi di Stanford University, California, Amerika Serikat.
Bandura: "Untungnya, sebagian besar perilaku manusia dipelajari melalui pengamatan, melalui pemodelan. Dari mengamati orang lain, seseorang membentuk gagasan tentang bagaimana perilaku baru dilakukan. Dan pada kesempatan berikutnya, informasi yang di-kode-kan ini berfungsi sebagai panduan untuk bertindak."
Eksperimen Bandura yang terkenal se-dunia (psikologi) adalah "Boneka Bobo". Ditulisnya dalam artikel ilmiah psikologi bertajuk, "Bobo doll experiment: Description, Methodology, Results, and Facts" (Encyclopedia Britannica, 5 Desember 2020)
Di eksperimen itu, ada boneka diberi nama "Bobo". Bandura memaparkan, bahwa anak-anak belajar dan meniru perilaku yang mereka amati pada orang lain.
Di dalam sebuah ruangan, segerombolan anak-anak mengamati pria dewasa bertindak kasar terhadap boneka Bobo. Dimarahi, dipukul, dibanting, ditendang, berulang-ulang.
Kemudian, pria dewasa itu tersenyum ke anak-anak. Seolah ia baru tahu, bahwa ada anak-anak menonton tindakannya terhadap Bobo. Lantas, pria tersebut beranjak keluar ruangan, sambil memberikan Bobo kepada anak-anak. Lalu, ruangan ditutup.
Ternyata, anak-anak, yang di budaya Barat biasa menyayangi boneka, bertindak sebaliknya. Membenci boneka. Mereka memaki, memukul, membanting, bahkan mencabik-cabik Bobo.
Dari eksperimen itu, teori Bandura berkembang. Ia mengidentifikasi tiga model dasar pembelajaran observasional.
1) Model langsung, yang melibatkan individu aktual yang memerankan suatu perilaku. Terhadap Boneka Bobo.
2) Model simbolik, yang melibatkan karakter nyata atau fiksi yang menampilkan perilaku dalam buku, film, program televisi, atau berita di media massa, juga media sosial.
3) Model instruksional verbal, yang melibatkan deskripsi dan penjelasan dari suatu perilaku. Dalam bentuk instruksi atau pemberitahuan verbal.
Pembelajaran observasional versi Bandura, tidak selalu membutuhkan pengamatan orang lain untuk terlibat dalam suatu kegiatan. Melainkan, bisa pengamatan langsung oleh individu peniru (pembelajar). Langsung, melihat Bobo diperlakukan kasar.
Individu yang mendengar instruksi verbal, seperti mendengarkan podcast, video di medsos, televisi, juga mengarah pada pembelajaran. Individu juga bisa belajar dengan membaca, mendengar, atau menonton aksi tokoh-tokoh dalam buku dan film.
Jenis pembelajaran observasional inilah yang telah menjadi penangkal kontroversi, ketika orang tua dan psikolog memperdebatkan dampak media budaya pop pada anak-anak.
Bandura: "Banyak yang khawatir bahwa anak-anak dapat mempelajari perilaku buruk seperti agresi dari video game kekerasan, film, program televisi, dan video online."
Ketika perilaku buruk dalam video menyebar ke masyarakat, bisa menimbulkan berbagai reaksi. Bisa dikecam, ditiru, didukung, didiamkan.