Kang Sabarikhlas
Ada pak polisi "Purnomo Belajar Baik" terkenal di medsos yang selalu mencari & mengobati dengan gratis ODGJ di wilayah Jawa Timur… saya kagum dan salut pada Pak Purnomo.
Leong putu
Atasan yang baik itu yang transparan, lebih baik lagi kalau ada belahan hingga dada…..by Leong Putu
Jimmy Marta
Anak buah yg baik adalah yg tidak pernah melemparkan bola panas keatasannya…. by. Dahlan Iskan Prestasi terbaik pimpinan adalah selalu patuh pada atasannya… by.jimmart.
Juve Zhang
Kalau orang kaya Indonesia sakit pergi berobat ke Singapura itu sudah biasa, tapi kalau 2 dokter Singapura datang ke Papua untuk mengecek kesehatan pak Gub LE itu baru pasien kelas sultan. Mungkin bisa juga order meja rollet dan crew di terbangkan ke sana buat santai santai.wkwkwkwkwk. untuk kelas VIP bisa saja mungkin.
Mirza Mirwan
Secara institusional Polresta Malang tak terkait dengan tragedi Kanjuruhan. Karena tak ada personel Polresta yang di-BKO-kan ke Polres Malang untuk pengamanan laga Arema FC vs Persebaya tgl. 1 Oktober yang lalu. Tapi mengapa hari Senin (10/10) kemarin Kombes Buher, sapaan Budi Hermanto, mengajak anggotanya melakukan sujud bersama ketika menggelar apel pagi? Itulah ungkapan "sense of condolences", "empathy grief", rasa ikut berbelasungkawa, empati dukacita, kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan, permintaan maaf seraya mendoakan.arwah 132 yang tewas. Kombes Buher sadar, publik marah pada polisi, karena yang menembakkan gas airmata adalah polisi. Benar bahwa tak ada personel Polresta Malang yang di-BKO-kan ke Polres Malang. Tetapi mereka, personel Polresta, termasuk dalam keluarga besar Korp Bhayangkara. Jadi, merasa ikut disalahkan. Ironis, sebenarnya, karena Polres Malang yang seharusnya menggelar apel dengan sujud bersama seperti itu. Pencopotan Kapolres Malang tidak lantas berarti para personel Polres, juga personel lain yang di-BKO-kan merasa tidak perlu minta maaf. Mongomong, barangkali ada pembaca yang tidak tahu BKO itu apa. BKO itu singkatan "bawah kendali operasi". Personel dari Polda Jatim yang diperbantukan untuk pengamanan laga Arema FC vs Persebaya dua minggu yang lalu berada di bawah kendali Kapolres Malang.
Jimmy Marta
Besok atau lusa tuan Infantino berkunjung ke Indonesia. Atas undangan pak Jokowi. Kedua presiden akan membicarakan perbaikan tata kelola sepakbola di negeri kita. Menyambung cerita kemaren, kita gk dibocorin abah jurus ajaib apa yg dipakai pemerintah kita, hingga bisa membuat penguasa bola dunia malah bersimpati. Apakah ada yg cari momen HUT anaknya. Atau diajak pakai stik golf. Itu tak mungkin. Ya sudahlah. Kita ikut senang sajalah. Jika dulu2 PSSI sering berlindung di balik statuta untuk pemerintah jangan intervensi. Sekarang Menpora gk mau campur terhadap tuntutan mundur ke sang ketum. Topik pembicaraan pak Pres Jokowi dg tuan Pres Infantino pastilah tentang persepakbolaan Indonesia. Namun spt nya ketua sepakbolanya malah gk diajak. Ini aneh bukan ajaib. Mungkin sang ketum disuruh selesaikan urusan kanjuruhan. Soal sepakbola yg ngurus biar presiden saja.
EVMF
ini out of topic, tetapi masih ada kaitannya dengan tragedi Kanjuruhan. Tadi siang ada artikel di bagian NEWS - DISWAY.ID dengan judul : "Penjelasan Pakar Kimia Soal Gas Air Mata Kedaluarsa Tidak Berbahaya" Padahal kalau mengacu pada "The Resource Conservation and Recovery Act" gas air mata kedaluarsa lebih berbahaya. Outdated pyrotechnic items which include tear gas, are considered hazardous waste as per "The Resource Conservation and Recovery Act" of 1976. Juga International Journal Report menyampaikan : Some experts contend that expired tear gas may lead to more dangerous health effects than its non-expired counterpart - for people heavily exposed to it, an international journal report. Gas air mata kedaluarsa akan ber-efek buruk untuk jangka panjang pada fungsi paru-paru, jantung dan hati.
*) Dari komentar pembaca http://disway.id