Setelah bekerja, mereka harus mengikuti perintah produser dalam bentuk apa pun. Produser paling tahu keinginan konsumen.
Aktris lain, cerita: “Ketika saya baru tiba di sini, lalu disekap, lalu main di film, saya menyadari bahwa hidup saya telah berubah begitu cepat. Saya jadi terlalu gampang marah, sepulang kerja. Mungkin, saya tidak akan pernah mengalami gangguan itu, seandainya saya tidak pernah terjun ke sini.”
Seorang aktor cerita tentang aktris: "Saya katakan, bahwa semua wanita yang datang ke film porno, pasti sebelumnya mereka sudah rusak. Ada korban DV (Domestic Violence atau KDRT) atau korban perkosaan. Pokoknya mereka sudah rusak, sebelum masuk sini."
Aktor lain, mengatakan tentang aktris: “Sembilan puluh sembilan persen gadis porno kepala mereka kacau. Mereka awalnya sadar, bahwa pekerjaan ini tidak normal. Tapi lama-lama jadi biasa, semakin kacau.”
Aktris bicara soal aktor: "Kebanyakan aktor bermain kasar. Lama-lama kami hafal, mana yang kasar mana yang bukan. Kalau perintah bos memaksa saya harus main dengan yang kasar, terpaksa saya lakukan. Tapi, ada juga aktris yang berani menolak. Maka dipecat."
Pembicaraan mereka semua keluhan. Meski mengeluh, mereka tidak keluar dari pekerjaan, karena, ya… itu tadi, honor sampai USD 2.000 per hari. Ukuran Amerika, nilai itu cukup tinggi untuk jenis pekerjaan un-skill.
Dari pengakuan mereka, tampak mereka tidak happy di situ. Tidak seperti persepsi masyarakat, mereka kelihatan glamor. Mereka bertahan karena uang.
Dikutip dari The Vox, 29 Januari 2019 bertajuk: "Porn actress August Ames’s death was a lost chance to talk about sex workers and mental health", membahas lima aktris porno Amerika bunuhdiri, antara November 2017 sampai Januari 2018. Salah satunya, top di sana: August Ames.
Tentang itu, The Vox mengutip podcast Jurnalis Amerika, Jon Ronson bertajuk: "The Last Day of August". Artinya, sebelum aktris porno August Ames bunuhdiri, sempat diwawancarai di podcast Jon Ronson.
Di situ Ames cerita, bahwa ia sangat ingin terapi psikologis. Karena, merasa selalu stress akibat beban pekerjaan. Juga jadi korban bullying netizen. Tapi, niat terapi selalu dia batalkan.
Ames: “Saya sering ingin menghubungi terapis. Tapi kemudian saya batalkan sendiri. Saya pikir bakal tidak enak. Saya bayangkan, terapis akan bertanya: Apa profesi Anda? Terus, misalnya saya jawab: Saya di industri dewasa. Maka, terapis pasti akan bilang: Ow… itulah penyebab Anda seperti ini."
Dilanjut: "Seandainya saya bohong soal pekerjaan saya. Misalnya, saya mengaku sebagai pegawai apa-lah… Maka, saya khawatir diagnosisnya salah. Sehingga terapi tidak akan efektif." Akhirnya dia bunuhdiri.
Dari situ kelihatan, Ames yang sarjana pariwisata, cukup pendidikan. Paham tentang profesi itu. Sekaligus pengetahuan bagi kita, bahwa di Amerika yang liberal, pun profesi ini direndahkan masyarakat.
Sebaliknya, Kebaya Merah dalam cuitan di Twitter, mengungkap kebanggaan pada penampilan dia di video, yang viral. Lewat akun @MeamOra, Jumat (4/11) begini: "Konten aku kesebar, berarti storylinenya bagus wkwk…"
Bangga pada kreasi video porno. 'Kan gendheng. Apalagi ditambahi: wkwk… (*)