Saridi Husein

Jumat 24-03-2023,04:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Juve Zhang

Hak masing masing percaya mana yg benar dan salah. Saya mempercayai pernyataan pak Mahfud MD yg pertama kali beliau utarakan. Itu benar benar legenda dan berkualitas. Kalau belakangan dilempar ke emas batangan dan berlian. Itu lebih ke kepentingan lain di luar nalar dan kemampuan pak Mahfud. pak Lurah Terbaik ya pak Mahfud ini.

Purnomo Inzaghi

Heboh memang, mungkin Pak Mahfud seharusnya menyampaikan dulu ke Bu Sri Mulyani sebelum bicara ke media tentang 300T tersebut. Saya setuju, Bu Sri Mulyani benar-benar elegan menanggapi masalah ini. Terlihat benar pengalaman dan kecerdasan beliau termasuk saat "dijebak" Andi Noya di acara Kick Andy. Tidak seperti poltikus-politikus karbitan yang langsung nggacor tangkis sana tangkis sini, Bu Sri Mulyani memilih untuk membicarakan sesuatu berdasarkan data, khas seorang ekonom. Saya tidak bosan bosannya mengatakan bahwa gong dari semua gongnya adalah anak Rafael Alun yang pongah, congkak dan semaunya…. tapi biarlah, mungkin ini cara Tuhan membongkar kebusukan para pejabat negara yang gemar makan uang haram. Ini harus jadi momentum di deprartemen lain bukan hanya di kemenkeu, PPATK dan KPK juga harus bergerak di Kemensetneg dimana seorang kasubag disana berharta fantastis dan membeli mobil seharga ratusan juta buat istrinya seperti beli minuman segar saat merasa haus di jalan. Jika tidak segera diberi efek jera maka pamer harta di medsos ala istri pejabat negara bakal jadi tren di saat rakyat hanya bisa pamer penderitaan.

Liáng - βιολί ζήτα

Poin utama :

  1. Individu yang memegang kekuasaan lebih mungkin untuk bertindak korup.
  2. Individu lebih cenderung bertindak korup ketika mereka berdiri untuk mendapatkan keuntungan pribadi, memiliki kontrol diri yang lebih rendah, menganggap bahwa korupsi hanya akan menyebabkan kerugian tidak langsung, dan ketika mereka bekerja di organisasi di mana perilaku tidak etis tidak dihukum.
  3. Individu cenderung lebih menerima risiko untuk mengimbangi kerugian, dan menghindari risiko untuk mempertahankan keuntungan. Ketidakpastian cenderung meningkatkan kemungkinan bertindak korup.
  4. Narasi rasionalisasi tampaknya membuat korupsi lebih bisa diterima.
  5. Emosi seperti rasa bersalah dapat memperkecil kemungkinan individu untuk bertindak korup.
  6. Untuk mengurangi pengaruh kognitif ini, praktisi harus mendukung langkah-langkah yang meningkatkan arus informasi tentang biaya korupsi, yang menghargai perilaku etis dan menetapkan standar integritas dasar, dan yang meningkatkan pengambilan keputusan organisasi.
  7. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang bagaimana, yang mana, dan kapan mekanisme psikologis kognitif tertentu membuat korupsi lebih atau kurang mungkin terjadi ; psikologi sosial korupsi, dan bagaimana psikologi sosial dan kognitif saling mempengaruhi ; efek psikologis korupsi pada individu ; serta studi kasus elit politik.

    Selengkapnya : https://www.u4.no the-cognitive-psychology-of-corruption

Kausar Azima

Mohon izin berkomentar sedekit Aturan di Perpajakan. WP bisa diperiksa sampai 5 tahun kebelakang. Padahal denda maksimum itu adalah 24 bulan. Aturan ini sangat memberatkan pengusaha kecil menengah yang belum bisa bayar konsultan pajak. Mengapa ? Kita sebagai WP harus lapor sebelum Maret dan April tahun berikutnya. (3-4 bulan). Lalu kenapa petugas bisa meriksa sampai 5 tahun? Kenapa gak besarin aja denda lapor telat. Misal untuk pribadi 10 juta, dan Perusahaan 50 juta. Tapi disisi lain, Pajak hanya boleh periksa sampai 2 tahun kebelakang. Tidak melebihi aturannya sendiri. Yaitu, maksimum denda 2 tahun terhadap salah bayar dan salah hitung. Semoga Pajak dan Kemenkeu semakin solid dan hebat.

Dacoll Bns

Ini cerita dari salah satu saudara yg bekerja sbg supervisor penagihan di salah satu perusahaan. Perusahaan tersebut sebelumnya masih belum tertata administrasinya sehingga pencatatan penjualan dan pajak masih belum terdata, baru 2-3 tahun belakangan saja sudah tertata. Kemudian sekitar setahun yg lalu datang surat dari pajak yg membawa tagihan pajak tertunggak senilai 700jt dari 5 tahun ke belakang. Kemudian ditawarkan apakah mau langsung dilunasi atau banding. Setelah memilih banding beberapa saat kemudian karena tidak bisa memberikan bukti konkrit, perusahaan berniat melunasi pajak. Setelah dihitung- hitung petugas pajak menginformasikan jika tagihan pajak menjadi 1.4M karena ada denda dan lain2. Pihak perusahaan pun meminta waktu untuk melunasi karena uang belum tersedia. Beberapa saat kemudian, saat perusahaan siap melunasi sang oknum petugas pajak menginformasikan kalau atasannya tidak akan terima kalau yg dibayarkan hanya sedemikian, akhirnya setelah disepakati akan dibayarkan sekitar 3M dimana pembayarannya harus cash dan dilakukan di tempat yg ditentukan atasan oknum petugas pajak tadi. Wallahualam

thamrindahlan

2 hari berturut turut Abah menulis tentang uang dan keuangan. Apakah ini pertanda baik bahwa Beliau sedang hitung menghitung seberapa besar hadiah lebaran untuk staf disway.id termasuk komentator perusuh. Bagi sebagian orang sosok Sri Mulyani (SM) masih misteri. Tampil sangat pede di media sosial menjelaskan pekara heboh 309 T. Lagi lagi Mahfud MD tampil "mengurusi," perihal duit jejeran angka nol 12. Sementara (misteri 2) bersebab apa Menko Ekoin diam diam saja. 2 Misteri bisa terjawab ketika Abah mengundang SM di Podsast DIsway.id mengupas tuntas duit 300 T. Sesama menjadi sesuatu di Kabinet SBY rasanya tidak sulit menampilkan SM. Simbiosis mutualisme sama sama untung untuk SM, NKRI pun Disway. Sampai saat ini satu satunya portal non hoax itu hanya di disway.id. Heboh 300 T terang benderang kerjaan DPR dan Mahfud MD berkurang dan hadiah lebaran….. Salamsalaman.

yafni alris -husin

Bikin bingung: denda maksimum 24 bulan, tapi bisa diperiksa 60 bulan ke belakang. Lalu yang sisa 36 bulan itu buat kongkalingkong barangkali, sehingga bisa beli moge dan rubicon. Sekarang klub moge bernama Belasting Rijder punya pegawai pajak bubar kabeh. Nama klub mogenya saja sudah mengintimidasi. Seperti hidup dijaman penjajahan.

Agus Suryono

Tags :
Kategori :

Terkait