Safari Nanjing

Senin 17-04-2023,03:01 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Salat cara Hanafi simpel. Tangan tidak pernah diangkat. Baik sehabis ruku maupun sehabis tahiyat. Juga tidak pakai wirid bersama. Begitu salam, jamaah bubar. Hanya sebagian kecil yang salat sunnah ba'dal magrib.

Di lantai bawah meja makan sudah penuh makanan. Ada tujuh piring besar. Masing-masing penuh dengan makanan: sayur, daging, telur dadar, mie dan roti.

"Tarawih di sini?" tanya imam.

"Tidak," jawab kami. "Kami ada urusan lain".

Kami memang sudah janjian makan malam dengan para mahasiswa itu. Saya serahkan ke mahasiswi mau makan besar di mana. Mereka pilih di restoran Aladin. Sekitar 1,5 km dari masjid.

"Siapa yang pilih resto ini," tanya saya.

"Sasa," jawab Ika.

Sasa bijaksana. Ia Hindu. Ia pilihkan resto halal. Itulah resto Xinjiang. Dengan satenya yang besar-besar. Dengan tusuk satenya berupa ranting pohon dari Xinjiang.

Selesai makan barulah mereka minta bisa diskusi dengan saya. Seru juga. Ini kali kedua saya makan bersama mahasiswa kita di Nanjing. Setelah lima tahun tidak ke Nanjing. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*

Edisi 16 April 2023: Safari Tianjin

Riyono ,SKP

Dari kata : Ron (=Daun,Jawa) dha(kata sambung,yang) bolong(berlubang). Memang jika diucapkan sama seperti randha(janda) bolong.

Leong Putu

Liverpool = Liverpoor

Yusuf Ridho

Tags :
Kategori :

Terkait