Teroris KKB, Protes Begini…

Kamis 06-05-2021,06:00 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Djono W. Oesman

Predikat teroris buat KKB (kelompok kriminal bersenjata) Papua direaksi. Di Papua, KKB membakar sekolah dan puskesmas. Di gedung DPR Jakarta, para tokoh asal Papua keberatan label ”teroris” meski mereka bukan bagian KKB. Padahal, keputusan ”teroris” sudah jatuh.

***

Terorisme di Indonesia secara garis besar di tiga pulau: Jawa, Sulawesi, dan Papua plus Papua Barat. Ada riak-riak kecil di Kalimantan, tapi tidak signifikan.

Di Jawa, Anda semua sudah tahu. Begitu juga di Sulawesi, semua tahu kelompok Poso, atau jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). 

Dua grup itu belum tuntas benar, muncul terbaru, KKB di Papua dan Papua Barat. Yang pekan lalu digolongkan pemerintah sebagai teroris.

Menko Polhukam Mahfud MD mengumumkan bahwa KKB Papua sebagai teroris pada Kamis (29/4/2021). Dijawab KKB dengan pembakaran sekolah (SD di Mayuberi) dan puskesmas di Ilaga, Papua, Minggu (2/5/2021). Atau tiga hari setelah pengumuman teroris KKB.

Pembakaran gedung sekolah dan puskesmas dilengkapi dengan merusak tiga akses jalan, tak jauh dari lokasi pembakaran.

Kabidhumas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangan pers, Selasa (4/5/2021) mengatakan, "Fasilitas jalan yang dirusak sebagai berikut, Jembatan Kimak, Jalan Tagaloa, Jalan Wuloni Pintu Angin.”

Sementara itu, bangunan yang dibakar adalah lima ruang kelas gedung SD Mayuberi, rumah dinas guru, gedung puskesmas lama. Teroris KKB membakar dan merusak jalan dilanjut Senin (3/5/2021).

Bagaimana cara mereka merusak jalan? "Jalan tersebut digali, kedalaman 25–40 cm," kata Ahmad Musthofa.

"Saat kelompok pertama membakar puskesmas dan SD Mayuberi, kelompok lain merusak tiga titik Jalan Mayuberi, Jalan Kimak, Jalan Wuloni. Sedangkan kelompok bersenjata berada di pinggir jalan mengamankan perusakan tersebut," tuturnya.

Itu belum tertangani polisi. Tahu-tahu, para tokoh Papua di gedung DPR Senayan, Jakarta, menyatakan keberatan sebutan teroris untuk KKB Papua. Protes damai itu dilakukan pada Selasa (4/5/2021).

Para tokoh asal Papua itu, Freddy Numberi, Lenis Kogoya, Yorrys Raweyai, dan lain-lain. Mereka membacakan tujuh sikap para tokoh senior asal Papua, merespons predikat ”teroris” KKB Papua.

"OPM (Organisasi Papua Merdeka) adalah bom waktu yang diciptakan Belanda, bukan orang Papua sendiri. Kemudian, itu berkembang, bertumbuh, manakala terjadi kemiskinan, manakala terjadi keterlantaran dan sebagainya. Di Jawa, Sumatera, di mana-mana pun sama, rakyat manakala telantar, miskin, terdiskriminasi, tidak diperhatikan, pasti benci pemerintah," ujar Freddy Numberi.

Para tokoh meminta pemerintah fokus saja menyelesaikan permasalahan di Papua. Penyelesaian secara damai. 

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler