Ketua MUI Cholil Nafis : Sudah Kompak Bela Palestina, Sudah Final
![Ketua MUI Cholil Nafis : Sudah Kompak Bela Palestina, Sudah Final](https://ameg.disway.id/uploads/KA-MUI.jpg)
A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
AMEG - Indonesia sudah kompak sesuai konstitusi membela Palestina. Mulai dari pernyatan Presiden, Menlu, MUI, PBNU, Muhammadiyah hingga Ormas-ormas Islam. "Termasuk juga sudah kompak dari perorangan yang kanan sampai yang kiri, semua bersama Palestina dengan alasan yang beragam, jadi tidak usah didebatkan lagi, sudah final," kata Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI)!Pusat, Dr Cholil Nafis memalui akun twitter @cholilnafis, tadi malam.
Menurut Kiai Cholil, ormas NU berpihak ke Palestina itu sejak dari pendirinya Hadratusysyaikh Kiai Hasyim Asy’ari dan Mbah Wahhab Hasbullah. "Mereka tunjukkan dengan perintah mambaca qunut nazilah dan menyebut orang-orang Palestina adalah mujahidin," kata Doktor (Ph D) dari University of Malaya, Malaysia 2010 ini.
Itu artinya, kata Kiai Cholil, matinya mereka adalah mati syahid. "Dalam perang Palestina melawan Israel ini sudah tewas berjumlah 230 orang dan mereka semua mati syahid," jelas alumni Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan ini.
![](https://ameg.id/wp-content/uploads/2021/05/palestine-1.jpg)
Masih melalui cuitan di twitter pribadinya, Kiai Kholil mengingatkan agar masyarakat tetap waspadai dan menghindari adu mulut yang dipinjam atau disabotase oleh orang lain utk kepentingan mereka. "Hindari mencari-cari kekurangan antar sesama umat yang mengarah pada pertengkaran antar sesama," tegas Ulama yang pernah belajar post doctoral di Al Khamis University Rabat Maroko ini.
Ulama kelahiran Sampang Madura yang dikenal kritis ini menambahkan, jangan sampai kita disibukkan dengan hanya menjawab orang yang tak peduli Palestina dengan dalih memikirkan negeri sendiri. "Jangan sampai pikiran kita terbawa sempit oleh yang tak peduli kemanusiaan yang sedang dizalimi dan dijajah," ujar Cholil yang meraih gelar Magister dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2003 ini.
Dari banyak cuitannya, Dosen Pascasarjana di Universitas Indonesia (UI) sejakn 2005 ini selalu mengajak umat Islam Indonesia terus peduli Palestina dan wajib ikut selamatkan al-Aqsha. "Jangan menyerah terhadap kezaliman," pungkasnya.
Sumber: