Dokter Pribadi Diego Maradona Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

Dokter Pribadi Diego Maradona Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

AMEG – Ternyata hingga kini penyebab kematian bintang sepak bola dunia, Diego Maradona, tujuh bulan lalu, masih jadi tanda tanya. Penyelidikan atas tewasnya sang bintang itu pun masih berlangsung.

Kabar terkini, sumber pengadilan kepada kantor berita AFP, mengatakan, mereka tengah menyelidiki tujuh orang terkait kematian legenda sepak bola Argentina itu. Ketujuh orang itu kini menghadapi dakwaan pembunuhan berencana.

Terdakwa, termasuk ahli bedah saraf Maradona, yaitu Leopoldo Luque, dan psikiater Agustina Cosachov, serta psikolog Carlos Diaz, menghadapi hukuman delapan hingga 25 tahun penjara, jika terbukti bersalah.

"Dakwaan itu didasarkan pada temuan dewan ahli atas kematian Maradona akibat serangan jantung tahun lalu," kata sumber dari kantor Kejaksaan Agung San Isidro, yang memimpin penyelidikan pada Rabu (19/5/21) waktu setempat.

Laporan itu menyimpulkan, ikon sepak bola itu menerima perawatan medis tidak memadai dan dibiarkan pada nasibnya untuk 'periode yang menyakitkan dan berkepanjangan' sebelum kematiannya terjadi, beberapa minggu setelah menjalani operasi otak pada bekuan darah.

"Setelah begitu banyak ketidakadilan, kasus ini menjadi lingkaran penuh," kata sumber itu kepada AFP. Saat ini terdakwa dilarang meninggalkan negara itu dan harus muncul sebelum penyelidikan antara 31 Mei dan 14 Juni mendatang.

Proses hukum terkait meninggalnya sang bintang, dipicu pengaduan dua dari lima putri Maradona terhadap Luque, yang mereka salahkan atas kondisi ayah mereka yang memburuk, setelah operasi otak.

Jaksa yakin kematian Maradona bukanlah akibat malapraktik atau kelalaian dokternya, tapi mereka tahu mantan bintang sepak bola itu akan mati dan tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya.

Jaksa mendapat serangkaian pesan dan audio yang menunjukkan bahwa tim medis mengetahui bahwa Maradona menggunakan alkohol, obat psikiatri, dan ganja, dalam beberapa bulan terakhir hidupnya.

Dari kesimpulan laporan itu, dewan medis mengatakan bahwa "tanda-tanda risiko hidup" yang ditunjukkan mantan bintang Napoli dan Barcelona itu diabaikan, dan perawatan di pekan-pekan terakhir "diganggu oleh kekurangan dan penyimpangan".

Tuduhan atas kematian Maradona terjadi bersamaan dengan kasus lain, perihal warisan yang disengketakan, yang melibatkan lima anaknya, saudara laki-lakinya dan Matias Morla, mantan pengacaranya.

Seperti diketahui, Maradona merupakan idola bagi jutaan orang Argentina setelah dia menginspirasi negara Amerika Selatan itu untuk meraih kemenangan Piala Dunia kedua mereka pada tahun 1986.

Sumber: